Salah satu kesulitan yang dihadapi dalam mencegah kasus bunuh diri karena biasanya pelaku melakukannya secara diam-diam. Namun, observasi psikologi klinis menunjukkan, bahwa perilaku yang mengarah terjadinya bunuh diri sebenarnya bisa dideteksi. Yang diperlukan adalah kesadaran dan kepedulian untuk melihat bahwa tindakan dan perilaku sebelum kejadian bunuh diri, sehingga segera bergerak memberikan pertolongan.
Kita semua bisa mencegah hal tersebut terjadi pada orang-orang terdekat dengan kita. Apa saja langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk mencegah seseorang mengakhiri hidupnya?
Seseorang yang memiliki niat bunuh diri biasanya memiliki persoalan berat dalam hidupnya. Dia seakan sudah tidak sanggup memikul beban itu sehingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Biasanya hal itu dipicu oleh masalah ekonomi, tidak lulus ujian, baru berpisah dengan pasangan, ditolak dalam pergaulan lingkungan, atau hal lainnya.
Faktor lain yang bisa memicu bunuh diri berkaitan pula dengan kondisi kesehatan mental seseorang. Seseorang yang memiliki gangguan bipolar, depresi berat, skizofrenia, anoreksia nervosa, atau memiliki gangguan kepribadian berisiko lebih tinggi melakukan bunuh diri.
Seseorang yang merasa sudah tidak sanggup lagi hidup akan menampakkan tanda-tanda yang merujuk pada keputusasaan seperti sering membicarakan tentang kematian, mengancam ingin bunuh diri, sering menyakiti dirinya, menarik diri dari lingkungan sosial, atau bahkan membuat surat wasiat.
Jika ada orang terdekat kita yang mengalami masalah tersebut serta menampakkan tanda-tanda yang telah disebutkan, kemungkinan mereka memiliki niat untuk bunuh diri.
Untuk mencegah seseorang melakukan tindakan yang merugikan dirinya, kita bisa mulai beraksi dengan melakukan 7 langkah penting.
Langkah Pertama: Jadi Rekan Bicara yang Baik
Ketika seseorang telah memiliki niat bunuh diri berarti mereka sedang berada pada masa-masa kritis dalam hidupnya. Di sinilah kita bisa memberikan perhatian kepadanya dengan menjadi rekan bicara yang baik. Kita bisa bertanya mengenai perasaannya saat itu. Dengarkan tiap perkataannya dengan serius, terutama jika dia melontarkan kalimat ingin mengakhiri hidupnya. Seseorang yang putus asa akan merasa lebih tenang jika mendapat rekan bicara yang yang peduli kepada dirinya.
Langkah Kedua: Ajak Dia Bertemu Dokter atau Pakar
Dalam menangani kasus ini, kita tidak bisa melakukannya seorang diri. Butuh bantuan dokter atau pakar yang bisa membantu menenangkan kondisi jiwa orang tersebut. Apalagi jika mengingat bahwa orang yang berniat bunuh diri tidak memiliki motivasi untuk mencari bantuan, maka kita yang harus melakukannya. Kita bisa mencarikan dokter atau pakar, serta membuatkannya janji untuk berkonsultasi. Temani pula saat dia menjalani sesi konsultasi.
Langkah Ketiga: Selalu Berikan Semangat
Jangan pernah lelah untuk memberikan semangat kepadanya. Katakan kepadanya bahwa keadaan akan berjalan lebih baik, terlebih setelah mendapat penanganan yang tepat dari dokter.
Selalu tanamkan di benaknya mengenai hal-hal yang positif. Mungkin hal ini terdengar klise, namun senantiasa berpikir positif memiliki peranan yang penting sebagai bagian dari proses penyembuhan orang-orang yang depresi.
Langkah Keempat: Jangan Menghakiminya
Mungkin beberapa dari kita kerap emosi ketika mendapati orang terdekat berniat untuk bunuh diri dengan berkata, “Jangan bodoh, bunuh diri hanya akan menambah masalahmu saja. Pikirkan tentang keluargamu!”
Sebaiknya hindari kata-kata tersebut atau perbincangan yang justru bisa membuat mentalnya lebih tertekan atau memicu perdebatan.
Langkah Kelima: Simpan atau Jauhkan Barang-barang Berbahaya
Sebaiknya untuk sementara waktu simpan atau jauhkan benda-benda tajam di rumah dari jangkauannya. Benda-benda seperti tali, pisau, silet, gunting, atau garpu harus diwaspadai. Obat-obatan dan cairan seperti pembasmi nyamuk kemungkinan bisa disalahgunakan oleh orang-orang yang depresi atau berniat bunuh diri. Jadi sebagai langkah pencegahan, lebih baik barang-barang tersebut disingkirkan.
Langkah Keenam: Ajak Bergerak
Salah satu hal yang memicu orang untuk bunuh diri adalah memiliki gangguan pada kesehatan mentalnya. Gangguan tersebut bisa diminimalisasi dengan melakukan aktivitas yang bisa membangkitkan semangat, seperti berolahraga atau jalan-jalan ke taman bermain.
Menurut penelitian, melakukan kegiatan fisik bisa meredakan stres, meningkatkan hormon yang bisa membuat seseorang merasa senang, memperbaiki suasana hati dan hal positif lainnya yang bisa membuat seseorang melupakan hasrat ingin bunuh diri.
Langkah Ketujuh: Jangan Membiarkannya Menyendiri Terlalu Lama
Pada kondisi seperti ini, mereka yang rapuh sebenarnya butuh didampingi. Namun terkadang mereka kerap menjauhkan diri dari lingkungan sosial. Di sini kita yang harus berusaha mendekatkan diri kepadanya.
Sebisa mungkin, ketika kondisinya belum stabil atau masih rapuh, jangan biarkan dia dalam keadaan seorang diri dalam waktu yang lama. Selalu temani dia menjalani aktivitas atau kita bisa mengajaknya berkumpul bersama orang-orang yang bisa memotivasinya, seperti keluarga, teman, atau mungkin bergabung dengan sebuah komunitas sosial.
Menurut penelitian, seseorang yang meluangkan waktu untuk menolong orang lain atau menjadi relawan, memiliki kesehatan mental yang lebih baik dari orang normal yang tidak melakukan kegiatan semacam itu.
Seperti kita ketahui, bunuh diri kerap dilakukan secara diam-diam. Bisa saja dia mengakhiri hidupnya di waktu yang tidak terduga lantaran keterbatasan kita yang tidak bisa mengawasinya selama 24 jam. Namun dengan melakukan langkah-langkah di atas, setidaknya kita bisa mencegah keinginannya untuk bunuh diri.
Maka kuncinya adalah jangan menyerah menyemangatinya. Berikan pula perhatian ekstra kepadanya dan hiburlah dia sehingga hidupnya terasa berarti dan penting bagi orang-orang di sekitarnya. Tidak kalah penting adalah mengonsultasikan situasi dengan dokter.
____
Rujukan: Alodokter.com & Into the Light Indonesia (Komunitas Pencegahan Bunuh Diri di Jakarta).