Asosiasi Pelaku Wisata di Gunungkidul Audiensi Ke Bupati, Mengaku Berada di Titik Terendah

wisata
Audiensi pelaku wisata ke Pemkab Gunungkidul. (KH)

Asosiasi pelaku wisata di Kabupaten Gunungkidul menggelar audiensi dengan Bupati Sunaryanta, Rabu (4/8/2021) di ruang rapat Sekretariat Daerah (Setda).

Beberapa asosiasi yang hadir bermaksud menyampaikan beratnya kondisi perekonomian para pelaku wisata. Asosiasi-asosiasi tersebut antara lain PHRI Gunungkidul, PPJI, BPW, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Gunungkidul, Forkom Desawisata dan Forkom Pokdarwis Gunungkidul.

Bacaan Lainnya

“Para pelaku wisata di Gunungkidul sudah berada di titik terendah. sudah tidak bisa beraktivitas menjalankan usaha sektor wisata. Imbasnya tidak ada pendapatan,” ungkap Ketua HPI Gunungkidul, Sukriyanto.

Kondisi pelaku wisata terpukul setelah ada kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat. Yang lantas diperpanjang menjadi PPKM level 4 dan 3 dan level 2.

PPKM belakangan masih diperpanjang hingga 9 Agustus mendatang sejak beelaku 3 Juli lalu. Pemerintah memutuskan penutupan destinasi wisata untuk menekan angka penularan COVID-19.

Sukriyanto meminta ada kebijakan teknis di lapangan sehingga denyut usaha jasa wisata kembali hidup. Diungkapkan, beban tanggungan perekonomian pelaku wisata dirasa berat karena taka da pemasukan.

Bupati Gunungkidul, Sunaryanta meminta pelaku wisata untuk bersabar terlebih dahulu.

“Keputusan penutupan diambil mengikuti instruksi pusat. Alasannya, Di tengah situasi pandemi COVID-19 seperti saat ini, faktor kesehatan masyarakat lebih diutamakan ,” kata Sunaryanta.

Pihaknya berharap, jika situasi pandemi telah terkendali sector lain termasuk kegiatan usaha wisata kembali berjalan.

Senada dengan bupati, Kepala Dispar Gunungkidul, Asti Wijayanti juga meminta pelaku wisata bersabar. Bersamaan dia juga mengapresiasi pelaku wisata yang patuh dengan kebijakan pemerintah.

Asti menyebut, pelaku wisata terdapak PPKM saat ini jumlahnya jauh lebih banyak daripada saat pembatasan kunjungan saat awal pandemi merebak.

“Pada 2020 lalu, ada sekitar 7 ribu lebih pelaku wisata yang terdampak secara ekonomi. Kali ini kemungkinan lebih banyak yang terdampak,” kata Asti.

Dia mengungkapkan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) berencana menggelontorkan bantuan untuk pemulihan wisata. Dana yang disiapkan mencapai Rp2,4 triliun.

“Gunungkidul termasuk salah satu dari sekian daerah di Indonesia yang berkesempatan mendapat stimulus tersebut. Namun mengenai jumlah sasaran hingga bentuknya masih dibahas,” ungkap Asti.

Facebook Comments Box

Pos terkait