Cakil dan Sisi Kelam Arjuna

Siapakah sebenarnya tokoh Cakil dalam Wayang Purwa? Tokoh ini khas Indonesia dan tidak ditemukan dalam kisah wayang Mahabharata di India. Meskipun ia disebut buto namun ukuran fisiknya tidaklah seperti raksasa pada umumnya di kisah pewayangan. Cakil, sosok yang enerjik dan bahkan humoris.

Tokoh ini amat menarik penampilannya. Lebih “aneh” lagi, dalam lakon wayang seringkali Cakil bertarung melawan Arjuna. Padahal sesungguhnya Arjuna adalah ayahnya sendiri. Lho kok bisa? Ini bukan guyon lho ya.  Begini ceritanya, Lurrr….

Pertarungan Cakil melawan Arjuna adalah salah satu bentuk dendam dan pembalasan atas sikap Arjuna yang menelantarkan Cakil sejak dalam kandungan sampai dia dilahirkan. Kisah ini dimulai saat Arjuna muda berguru kepada Resi Drona untuk belajar memanah di Padepokan Sokalima. Kala itu, Raja Paranggelung yang ajejuluk Prabu Palgunadi juga berkeinginan untuk berguru pada Resi Drona. Anehnya, Resi Drona selalu menolak untuk menmgangkat Prabu Palgunadi menjadi muridnya.


Lantaran keinginannya ditolak Resi Drona, Prabu Palgunadi kecewa berat. Saking kecewanya, beliau tidak mau kembali ke Kraton Paranggelung. Prabu Palgunadi justru mendirikan kemah, tak jauh dari padepokan Sokalima. Ditemani istrinya yang cantik jelita dan setia, Prabu Palgunadi membuat patung berbentuk Resi Drona. Patung itu digunakan sebagai sasaran latihan memanah. Oiya, hampir lupa, istri Prabu Palgunadi yang cantik, ciyamik dan putih mulus itu bernama Dewi Anggraeni. Prabu Palgunadi pagi, siang dan malam tak lelah berlatih memanah patung Resi Drona.

Selang beberapa lama, Resi Drona dan Arjuna mendengar kabar tentang kesibukan Prabu Palgunadi. Resi Drona dan Arjuna pun akhirnya mendatangi kemah Sang Prabu. Betapa kaget dan terpikatnya Arjuna saat mengetahui Prabu Palgunadi ditemani oleh istrinya yang cantik bagai bidadari. Arjuna pun fall in love dengan Dewi Anggraeni. Sebagai siasat, Arjuna meminta Resi Drona untuk bertanding memanah dengan Prabu Palgunadi. Resi Drona pun menyetujuinya. Arjuna ingin menunjukkan kepiawaiannya kepada Dewi Anggraeni. Dan ternyata, Arjuna justru kalah oleh Prabu Palgunadi.

Betapa marah dan panas hati Arjuna karena dikalahkan oleh Prabu Palgunadi. Arjuna pun meminta Resi Drona untuk menyingkirkan Prabu Palgunadi dengan cara apapun. Mengingan nama besar perguruan, Resi Drona menyetujui permintaan Arjuna. Karena Prabu Palgunadi masih memiliki keinginan yang kuat menjadi murid Resi Drona maka Resi Drona meminta sang Prabu untuk memotong jari manis, tenpat cincin sakti tersemat dan meminta dipersembahkan untuk Sang Resi. Keinginan Sang Resi pun disetujui oleh Prabu Palgunadi.

Singkat cerita, karena kesaktiannya hilang maka Prabu Palgunadi berhasil dibunuh dengan culas oleh Arjuna. Ini dilakukan karena dorongan nafsu Arjuna untuk mempersunting Dewi Anggraeni. Melihat suaminya telah meninggal maka Dewi Anggraeni diminta kembali ke istana oleh Resi Drona. Kesempatan ini tak disia-siakan oleh Arjuna. Atas ijin Resi Drona, Arjuna mengantar Dewi Anggraeni kembali ke Kraton Paranggelung.

Bacaan Lainnya


Seribu satu jurus bujuk rayu Arjuna dimainkan di depan Dewi Anggraeni. Ternyata cinta dan kesetiaan Sang Dewi kepada almarhum suaminya tak bergeming dengan ketampanan dan mulut manis Sang Arjuna. Arjuna ditolah mentah-mentah oleh Dewi Anggraeni. Habislah kesabaran Arjuna. Nafsu dan egonya memuncak dan membuncah. Arjuna memaksa Dewi Anggraeni untuk melayani syahwat Arjuna.

Di tengah hutan Dewi Anggraeni melahirkan. Betapa kagetnya Arjuna saat menyaksikan sang jabang bayi berwujud seorang buto mungil. Arjuna pun kemudian melarikan diri dan meninggalkan Dewi Anggraeni dan jabang bayinya di tengah hutan. Dan tak lama kemudian, Dewi Anggraeni meninggal.

Sosok jabang bayi itulah yang kemudian dikenal sebagai Cakil. Cakil adalah raksasas mungil simbol hawa nafsu dan dendam Sang Dewi kepada Arjuna. ***

Facebook Comments Box

Pos terkait