Lalu Astuti? Dari sinilah kisah si kecil Astuti yang menyesakkan dimulai. Panggih sang bapak tak ada kabarnya, Maryati sang ibu yang telah terlanjur memperpanjang kontrak ke 2-nya sebagai TKI. Mbah Ra, wanita tua yang mengasuh selama ditinggal ibunya tiada.
Pulang Kampung
Udara pagi itu rasanya dingin menusuk tulang. Benar-benar menyisakan kemalasan, membuat diriku enggan beranjak. Tetapi, aku paksa menyeret tubuh ini untuk mendekat
“Coblosan”: Serampai Puisi
Mau ke Mana Lho bagaimana ini Sesudah tidur ingin kembali tidur Sesudah bangun ingin berdiri Sesudah berdiri ingin bergerak ke mana saja
Gunungan
Dari kejauhan ia nampak seperti siluet. Hitam pekat disorot lampu blencong pakeliran. Bentuknya segitiga laksana gunung. Jika kita mengamati lebih dekat, didalamnya
“Swarga Menga”: Kesempatan dan Harapan
“Swarga Menga” adalah tema yang diusung dalam pameran seni rupa atas prakarsa Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Gunungkidul bekerja-sama dengan Forum Perupa