Dampak PSTKM, Beberapa Rumah Makan dan Penginapan Gulung Tikar

Ketua BPD PHRI Gunungkidul, Sunyoto. (KH/Kandar)

WONOSARI,(KH),– Dampak Pandemi Covid-19 terutama pemberlakuan aturan Pengetatan Secara Terbatas Kegiatan Masyarakat (PSTKM) berimbas pada banyak sektor ekonomi. Terlebih dengan sektor pelaku usaha jasa wisata, meliputi pengusaha restoran dan hotel atau resort.

Berkurangnya jumlah kunjungan wisatawan dalam jumlah besar, membuat perputaran ekonomi mereka benar-benar terpuruk. Bahkan dikabarkan sejumlah hotel dan restoran di Gunungkidul mulai ditawarkan untuk dijual.

Bacaan Lainnya

Para pengusaha di-sektor ini mengatakan, dengan kondisi pandemi yang berkepanjangan ini, operasional untuk memutar modal dirasa semakin berat, sementara omset terus menurun.

Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto mengungkapkan, akibat Pandemi pihaknya mencatat sudah ada 2 homestay besar di Gunungkidul yang ditawarkan untuk dijual.

“Dua homestay besar ini berada di Kapanewonan Semanu dan Playen, ada juga beberapa restoran yang sudah ditawarkan ke pembeli,” paparnya.

“Dampak dari PSTKM, jumlah kunjungan ke Restoran dan hunian hotel menurun hingga 90 persen. Dampak pandemi sangat luar biasa. Dengan sepinya pengunjung, omset menurun dengan drastis, sementara operasional tetap,” lanjutnya.

Sunyoto menambahkan, keadaan ini sangat dirasakan terutama oleh para pemilik Resto dan hotel dikawasan wisata.

“Kalau Restoran dan Hotel di kawasan kota masih mendapat kunjungan selain dari wisatawan,” tutur Sunyoto.

Lebih lanjut Sunyoto berharap, usai berakhir Februari nanti, PSTKM tidak diperpanjang agar ekonomi sektor wisata kembali bergairah.

“Kami berharap, Pandemi segera berakhir. Untuk itu, kami mengajak anggota PHRI dan seluruh masyarakat pada umumnya untuk patuh terhadap instruksi dan protokol kesehatan yang sudah ditentukan, sehingga keadaan bisa normal kembali,” pungkasnya. [Edi Padmo]

Facebook Comments Box

Pos terkait