Sore tadi habis ashar saya pergi ke kebun, mencari gembili yang tumbuh di pematang, batas pekarangan.
Mungkin sahabat belum familier dengan jenis makanan lokal orang pedesaan ini, terutama sahabat yang tinggal di kota, namun berbeda dengan aku yang tinggal di pelosok desa. Tanaman ini walaupun sudaj mulai langka, masih dapat dijumpai di kebun milik saya. Dikebun saya masih banyak jenis tanaman umbi umbian ini semisal, uwi, gembili, suweg, singkong, ganyong dan garut.
Sekilas tentang gembili ini dapat saya gambarkan sbb:
Tanaman umbi ini tumbuh merambat, batangnya berduri, dan rambatanya melingkar ke kanan, biasanya dipohon manding, atau pohon apa saja yang tumbuh disekitarnya.
Gembili menghasilkan umbi yang dapat dimakan. Umbi biasanya direbus dan bertekstur kenyal. Umbi gembili serupa dengan umbi gembolo, tetapi berukuran lebih kecil.
Gembili dianggap sebagai tumbuhan berpotensi besar pada masa depan. Berbagai penelitian untuk melestarikan keragaman hayati dan pengolahan umbinya (dibuat menjadi etanol atau minuman beralkohol) telah dilakukan.
Dalam rangka program ketahanan pangan, jenis gembili dapat dipilih sebagai salah satu pangan lokal yang dapat menggantikan beras sebagai makanan. Bahkan konon ceritanya gembili juga bisa mengobati deabetes atau gula, juga bermanfaat bagi yang mau diet.
Gembili bisa dimasak dengan cara direbus, maupun di kukus dengan di kupas maupun tidak. Paling enak dimakan ketika masih panas atau anget bersama minum teh panas.