Gondola Pengubah Nasib

Mbah Senen (ngliga, tak pakai baju/kaos) dan dan gondola Pantai Timang pengubah nasibnya. Foto: Woro.

Kemajuan pariwisata di Gunungkidul tak pelak telah berhasil menaikkan taraf perekonomian sebagian warga, utamanya para pelaku wisata aktif. Beberapa di antara mereka perekonominya berubah secara radikal.

Salah satu warga yang beruntung mendapat berkah kemajuan pariwisata di Gunungkidul dan ekonominya berubah secara drastis adalah Mbah Senen, warga Luweng Ombo, Purwodadi, Tepus. Gondola di Pantai Timang telah menariknya menuju kehidupan yang jauh lebih baik dari sisi ekonomi.

Bacaan Lainnya

Sebelum Pantai Timang ‘berdentum keras’, kehidupan Mbah Senen yang seorang nelayan itu belumlah bisa dikatakan kaya. Saya masih ingat benar, di akhir tahun 2013, Mbah Senen datang ke SMK Muhammadiyah Tepus dengan ‘hanya’ mengendarai motor Honda Grand keluaran 96 yang lajunya sudah tak bagus lagi.

Saya cukup yakin motor itu bukan ‘klangenan’, melainkan motor serba guna dan satu-satunya alat transportasi yang dia miliki. Dugaan saya bahwa motor itu bukan ‘klangenan’ berdasar pengamatan, sekilas fisik motornya yang kotor dan tak terawat. Saat saya di lain hari datang ke rumahnya, mengantar putrinya yang sakit, saya juga tahu bagaimana kehidupannya.

Akan tetapi roda kehidupan berputar, gondola Pantai Timang naik daun dan menjadi wisata minat khusus yang tak murah tarifnya. Dan Mbah Senen sudah barang tentu ikut menikmatinya karena dia adalah salah satu dari ‘founding fathers‘, pendiri gondola yang awalnya dibuat untuk memancing ikan dan berburu udang lobster tersebut.

Dari salah seorang warga lain di Luweng Ombo’, yang putranya juga belajar di SMK Muh Tepus, saya mendapat banyak informasi soal Pantai Timang, termasuk tarif naik gondola. Saya pun hanya bisa melongo membayangkan penghasilan yang didapat dari menarik gondola.

Satu wisatawan lokal (Indonesia) akan dikenai tarif Rp 100.000 dan turis 150.000. Satu gondola bisa memuat 4 orang. Berarti dalam satu kali tarikan yang waktunya kurang dari 1 menit itu akan diperoleh uang Rp 400.000-600.000. Berapa uang yang akan diperoleh bila mereka menarik gondola puluhan kali?

Pada suatu hari minggu, saat saya ‘ndherekke‘ bendoro istri jalan-jalan ke Pantai Timang, tiba-tiba ada suara yang memanggil nama saya.

“Pak Kus, mangga pinarak teng warung kula.”

Saya menoleh ke sumber suara, dan mendapati orang yang sudah agak lama tak saya jumpai, Mbah Senen beserta istrinya.

Saya memenuhi undangannya dan bersama istri dan anak duduk di warung makan yang lumayan besar. Setelahnya kami dijamu makan dan minum khas pantai selatan. Saya merasa ‘mongkok’ saat mereka bilang, kalau yang paling diingat dari saya adalah saat mengantar putrinya, Dewi yang saat itu sakit lambung.

Sebelum melanjutkan perjalanan, saya diajak naik gondola dan melihat tempat-tempat ‘tersembunyi’ di Pulau Timang.

Yang membanggakan dari Mbah Senen adalah sikapnya yang tak berubah. Dia tetap hidup sederhana, rendah hati, dan pantang mengumbar kesuksesannya.

****

Purwodadi Tepus, 9 Februari 2020.

Facebook Comments Box

Pos terkait