Salah satu upaya peningkatan produksi pangan adalah dengan meningkatkan luas tanam komoditas pertanian. Mengingat sebagian besar lahan pertanian di Gunungkidul adalah lahan kering maka untuk meningkatkan hasil guna lahan, terutama pada saat musim kemarau, Kelompok Tani Handayani, Purworejo, Jurangjero, Ngawen, Gunungkidul melakukan pembangunan Embung Pertanian sebanyak satu paket senilai Rp 120 juta.
Kegiatan dibiayai oleh Dana APBN 2020 melalui Program Pengembangan Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP). Survai calon lokasi dilakukan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul beserta jajarannya pada hari Selasa, tanggal 28 April 2020 yang dihadiri oleh Babin Kamtibmas Desa Jurangjero, Kadus Purworejo, dan perwakilan Pengurus Kelompok Tani.
Ketua Kelompok Tani Handayani Dono Sasongko melaporkan, kegiatan pembangunan Embung Pertanian akan dilaksanakan secara swakelola padat karya dengan melibatkan seluruh anggota Kelompok Tani sebanyak 25 orang.
Kegiatan ini direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sendiri oleh Kelompok Tani. Luas lahan pertanian seluas 20 ha biasanya hanya ditanamai padi pada musim penghujan dan sedikit tembakau di musim kemarau, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat memaksimalkan tanaman tembakau di musim kemarau dengan pola tanam setahun Padi-Padi-Perkebunan/Hortkultura.
Calon lokasi titik bangun sudah mendapatkan kesepakatan anggota kelompok tani dan tokoh masyarakat setempat dengan cara membendung sungai dengan metoda crossway agar diperoleh volume air yang lebih banyak dan tidak mengganggu aliran air dimusim penghujan. Pemanfaatan air dengan cara dipompa dan pengadaan pompa swadaya masyarakat.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengapresiasi rencana kegiatan ini dengan harapan bisa melaksanakan kegiatan pembangunan secara optimal dan kalau perlu ada penambahan dana secara swadaya. Dalam peninjauan lapangan, Kepala DPP memberikan masukan agar titik bangun kalau bisa digeser agak ke bawah agar tampungan/volume air lebih banyak dan tidak menggenangi sawah warga yang letaknya agak rendah di bibir sungai.
Kebijakan pemerintah untuk pelaksanaan pembangunan secara swakelola padat karya sudah berjalan selama tiga tahun terakhir ini dengan harapan kegiatan yang direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi sendiri oleh Kelompok Tani hasilnya lebih maksimal daripada dilaksanakan secara kontraktual, selain itu juga akan memberikan lapangan pekerjaan bagi anggota kelompok tani disaat masa pandemic covid 19 ini.
Pendampingan secara teknis di lapangan dilakukan oleh petugas BPP Ngawen baik dalam proses pembangunan maupun pasca pembangunan hingga pemanfaatan dan perawatan bangunan. Tim dari Dinas Pertanian dan Pangan pada saat proses pembangunan telah beberapa kali melakukan monev dilapangan terakhir pada hari Selasa, tanggal 23 Juni 2020 bersama Tim dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY. Ssecara umum kegiatan sudah berjalan dengan baik dan capaian fisik dan keuangan 70 %. (RdH/Dpp-Gk/Bara)