Konslet

Musibah kebakaran rumah di daerah Playen Gunungkidul medio September 2020. Dok: KH

Kabar kebakaran, beberapa hari ini, marak terdengar di Negeri Kahyangan. Pada Rabu 23 September 2020 di Saptosari, ada warung kelontong yang ludes dimakan api. Penyebab kobongan itu, diduga, karena ada anak yang memasak ikan di dekat jerigen bensin sehingga buuulll, tau sendiri kan selanjutnya?

Sebelum itu, ada berita bahwa pada Senin 21 September 2020, sebuah rumah seorang warga di Cuwelo, Semanu, hangus dilalap si jago merah. Penyebabnya, diduga karena konslet alias hubungan pendek arus listrik yang menimbulkan percikan api kemudian menjilat kasur. Ya, jelas, seisi rumahpun ikut dijilati api, pelan tapi pasti, bak mulut anak menyantap bubur, habis.

Bacaan Lainnya

Berita itu sebenarnya biasa saja sih. Wajar ada kebakaran di musim kemarau, jelas masuk akal, meski di Sukabumi malah sudah ada kebanjiran. Namun bagi saya, mendengar kabar kebakaran itu tak sekadar realita ada kebakaran pada musim kemarau saja. Tak berhenti di situ. Hawa sumuk yang terasa beberapa hari ini seakan mendorong diri untuk memaknai kejadian itu. Heee, kurang kerjaan, Sodara.

Gini lho, yang menarik itu bukan peristiwanya sih, tapi soal penyebabnya yaitu percikan api itu jebul berasal dari kabel yang konslet! Istilah ndeso itu merujuk pada kata “korsleting” yang dalam KBBI berarti “terputusnya arus listrik karena kawat yang bermuatan arus positif dan negatif bersentuhan sehingga terjadi hubungan pendek.”

Dalam dunia AC-DC alias kelistrikan berarti “hubungan pendek, suatu hubungan dengan tahanan listrik yang sangat kecil, mengakibatkan aliran listrik yang sangat besar dan bila tidak ditangani dapat mengakibatkan ledakan dan kebakaran.” Logika sederhananya, jika kabel dua kutub itu terhubung pada sesuatu yang tahanannya berat malah tidak konslet. Ia bahkan akan menghasilkan energi, misalnya saja pada lampu.

Selanjutnya, KBBI mencatat bahwa “korsleting” juga berarti “keretakan hubungan antara orang yang berkawan atau yang bersahabat” lalu juga berarti “keadaan tidak dapat berpikir dengan baik.” Nah, rasanya kalau arti di bagian ini kok tak berhubungan dengan musim kemarau ya. Ini sih lebih dekat pada masa Pilkada.

Jadi berita kebakaran itu kumaknai jadi harapan gini, hati-hati jangan sampai kabelnya konslet. Hati-hati hubungan atau pikiran juga bisa konslet. Pokoknya dijaga supaya tak memercik api lalu hartamu yang berharga ludes dijilat, dilalap, atau disantapnya.

Facebook Comments Box

Pos terkait