Di masa pandemi virus korona baru ini penting bagi kita untuk menjaga tubuh tetap sehat. Tentunya hal itulah yang selalu kita harapkan, karena dengan keadaan bugar dan sehat kita bisa meraih rejeki bagi keluarga.
Seringkali kalau bersapa aruh dengan orang atau teman : “Gimana kabarmu, yang penting sehat ya”.
Lalu dijawab seperti ini : “ Iya, yang penting kesehatan. Soal rejeki walaupun banyak apalah artinya jika tubuh sakit.”
Kesehatan memang mahal, saya kira tidak ada orang yang mau menukarnya dengan harga melimpah namun badan sakit. Lak yo sama saja tho? Punya rumah mewah, mobil banyak, simpanan di berbagai bank. Namun badan terkurung di tempat tidur saja karena tidak bisa apa-apa. Malahan akan jadi ironis.
Paling tidak ada dua faktor yang penting untuk kesehatan yaitu :
- Makanan
- Pola hidup
Makanan
Salah satu hal penting yang cukup sering diabaikan untuk menjaga agar tetap sehat ini adalah makanan. Bagi kita umumnya, yang penting makan itu menjadi kenyang, perut terisi tidak lapar. Itu paradigma yang sudah lama melekat dalam benak saya juga. Maka yang dilakukan adalah makan sebanyak-banyaknya. Dan yang sumber makanan yang murah untuk dimakan banyak adalah karbohidrat. Sumber karbohidrat yang paling umum dan gampang adalah nasi. Nah iya betul apa tidak?
Saya perhatikan anak saya yang menginjak 11 tahun ini porsi makan nasinya sudah berlipat dibanding saat ia berusia 5 tahun. Bahkan saat ini saya sudah kalah banyak. Anak-anak memang membutuhkan angka kecukupan gizi (AKG) untuk karbohidrat ini bervariasi tiap usia.
Kebutuhan karbohirat anak seperti ini :
Anak laki-laki
- Usia 10-12 tahun: 289 g per hari
- Usia 13-15 tahun: 340 g per hari
- Usia 16-18 tahun: 368 g per hari
Anak perempuan
- Usia 10-12 tahun: 275 g per hari
- Usia 13-18 tahun: 292 g per hari
Nah untuk orangtuanya pasti lain lagi, karena usianya kan sudah lebih tua. Untuk orang yang usianya 40 tahun ke atas sebaiknya mulai membatasi atau menghindari jenis makanan ini :
- Makanan tinggi lemak, yang menjadi penyebab naiknya koleksterol
- Makanan tinggi gula, penyebab naiknya berat badan dan gula darah
- Makanan tinggi garam, penyebab tekanan darah naik
- Makanan tinggi kalori tetapi tidak bergizi , seperti kerupuk
- Kafein (terdapat di kopi) dan alkohol
Kelima jenis makanan tersebut bukannya tidak boleh dikonsumsi, karena tubuh kita masih perlu. Namun perlu diatur jumlah asupan yang masuk ke dalam tubuh.
Pola Hidup
Pola hidup yang sehat tentu idealnya seimbang antara kalori yang masuk dengan yang keluar, sehingga tidak banyak yang tertimbun sebagai lemak dan gula dalam darah. Tingginya lemak jahat atau lemak jenuh atau disebut juga HDL akan menghambat aliran darah. Sehingga endapan akan mudah menempel pada pembuluh darah. Pembuluh yang kurang lancar ini menyebabkan naiknya tekanan darah, kadar kolesterol naik. Dan akan berakibat tidak sehat bagi jantung.
Aktivitas fisik merupakan penyeimbang antara asupan makanan yang masuk dengan yang dikeluarkan. Olahraga sangat penting bagi semua orang, tidak harus yang berat. Namun yang penting dalam olah raga adalah menggerakkan otot badang, sehingga kalori dibakar menjadi tenaga. Hasil pembakaran adalah panas tubuh meningkat, yang akan memacu keluarnya keringat. Keringat keluar bersama kotoran tubuh tadi. Itulah sebabnya bila sehabis olahraga badan akan terasa lebih segar. Karena keadaan pembuluh darah lebih bersih. Jadi seperti saluran pembakaran di sepeda motor yang tadinya penuh endapan hitam, kemudian dibersihkan (dikoroki), tenaganya akan pulih, suara mesinnya akan lebih bersih.
Selamat mencoba hidup sehat.
(ke seputargk.id, 20 april 20)