KWT Bina Mulia Gesing Purwodadi Tepus Budidayakan Tanaman Jali

Budidaya jali di KWT Bina Mulia Gesing Purwodadi Tepus. Dok: RY/Dpp-Gk.

Pertanian tanaman pangan di Gunungkidul masih menjanjikan banyak peluang, karena luas lahan rata-rata yang dimiliki petani masih lebih luas dibanding petani daerah lain di DIY. Selain itu, para petani Gunungkidul juga kreatif mengembangkan hal hal baru dalam usaha taninya.

Seperti upaya yang dilakukan Sundari, Ketua KWT Bina Mulia Dusun Gesing Purwadadi Tepus. Dari perkenalannya dengan Sigit Wahyudi STP, seorang purnatugas PPL Tepus telah membuahkan inovasi budidaya Jali pada KWT-nya. Pada sebagian lahan miliknya seluas 2000 m2, dia menanam jali.

Bacaan Lainnya

Jali yang bernama latin Coix lacryma-jobi L adalah tanaman biji bijian (serealia) tropika dari suku padi-padian atau Poacea (gramineae). Merupakan tanaman rumpun setahun, berasal dari Asia Timur dan Malaysia namun sekarang sudah tersebar di seluruh dunia. Beberapa varietas mempunyai biji yang dapat dimakan, dan menjadi sumber karbohidrat dan obat. Bulir jali yang masak terbungkus cangkang yang keras, berwujud oval dan warna putih.

Menurut beberapa referensi, biji jali mempunyai kandungan kimia asam amino, coixol, coixenolide, dan coicin. Bijinya juga berasa manis dan tawar, dapat berfungsi sebagai sebagai anti radang, peluruh kemih, dan penyerapan. Juga bisa untuk obat rematik seperti sakit otot, sakit tulang, encok, radang usus, dan tumor saluran pencernaan. Nama lain jali adalah Jali-jali atau Hanjali.

Pada pertengahan Juni 2020 ini, jali yang dikembangkan KWT Bina Mulia telah dipanen. Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP)  bersama Bidang Pengolahan Hasil pertanian sempat menyambangi kegiatan pasca panen jali di KWT Bina Mulia. Kepala DPP Ir. Bambang Wisnu Broto sangat mengapresiasi upaya Sundari bersama KWT-nya yang bisa membuat terobosan penambahan pendapatan petani dengan menanam jali.

Bambang menegaskan, berdasar pengalaman Pameran Hari Pangan Sedunia di Kendari tahun 2019 lalu, dimana juga dipamerkan beberapa produk petani, produk dari jali baru ada di Stand Pertanian Jawa Barat. Ia berharap, semoga Kabupaten Gunungkidul terus berpacu tidak tertinggal daerah lain.

Dalam panenan tersebut, Sundari menyampaikan, dari lahan 2000 m2 didapat hasil biji jali kering 500 kg dan setelah disosoh menjadi beras jali didapat 200 kg. Harga beras jali dipasarkan Rp 40.000,-/kg. Ia berharap, dari hasil panenan jali pada lahan yang diusahakan bisa mendapat setidaknya Rp 8.000.000,-. Ia merasa optimis, beberapa pihak sudah memesan hasil panenannya. (RY/DPP-Gk/Bara)

Facebook Comments Box

Pos terkait