Lanting Gurih Renyah Sakura Jaya: Kreasi Anak Muda dari Jatiayu

Lanting Sakura Jaya produksi dari Dusun Bangkan Jatiayu Karangmojo. Foto: Nanang/SG.

Siapa sangka? Cemilan lanting gurih renyah “Sakura Jaya” yang beredar di berbagai toko oleh-oleh kawasan Gunungkidul ini adalah hasil karya anak muda dari Dusun Bangkan Desa Jatiayu Karangmojo. Ya, kreatornya adalah Nanang Kurniawan, pemuda energik berusia 22 tahun ini terus mencoba mengembangkan produk panganan lokal. Berbeda dengan rekan sebaya kebanyakan, Nanang tidak malu mengakui pekerjaan utamanya adalah pengrajin home industri produk panganan lokal.

Awal mula Nanang menggeluti usaha produk panganan lokal dimulai sejak dirinya lulus SD. Saat liburan menjelang masuk SMP, Nanang bersama anak-anak muda lainnya mengikuti pelatihan pembuatan panganan lokal di Balai Desa Jatiayu.

Bacaan Lainnya

“Itu tahun 2009 mas. Awal mula usaha lanting ini, pada tahun 2009 diadakan penyuluhan FEATI di Balai desa Jatiayu Karangmojo. FEATI itu Farmer Empowerment Trought Agricultural Technology and Information. Itu program penyuluhan dari Bank Dunia. Saya mengikuti pelatihan olahan pangan dari singkong. Setelah dari penyuluhan itu, saya tertarik mempratekkan membuat lanting,” ungkap Nanang.

“Awalnya, saya praktek membuat lanting sebisa saya. Hasil praktek dikonsumsi keluarga sendiri dan tetangga. Saya terus membuat lanting sampai mereka yang mencoba mencicipi panganan tersebut menyatakan puas dan layak jual,” imbuh Nanang.

Untuk membuat lanting, Nanang mempergunakan peralatan berupa: mesin sepiral daging, mesin parut,tempat penjemuran, baskom, blender, alat kukus. Sementara, bahan pokok lanting adalah: singkong , cabai merah, bawang ,garam dan bumbu-bumbu lainnya.

Nanang menerangkan, cara pembuatan lanting sebenarnya mudah. Pertama, singkong dikupas, kemudian dicuci hingga bersih, setelah itu diparut. Setelah diparut, parutan singkong ditambahin air, lalu diperas menggunakan saringan untuk memisahkan ampas singkong dan sari tepungya. Setelah diperas, ampas singkong tadi ditutup rapat menggunakan baskom.

“Nah, untuk air perasan tadi kita endapkan selama 1 malam, biar sari-sari tepung mengendap. Setelah menggendap, kita pisahkan air dengan tepungnya yang mengendap. Untuk airnya dibuang saja, sedangkan sari tepungnya (tapioka) kita jemur sampai kering. Setelah tepung kering, kita campurkan di baskom ampas singkong tadi dengan tepung tapioka yang telah dijemur sebelumnya. Setelah tercampur rata kita campurkan bumbu yang sudah dihaluskan,” terangnya.

“Lalu kita kukus adonan tersebut kurang lebih 20 menit smpai matang. Sehabis dikukus, kita giling adonan tersebut menggunakan alat sepiral daging. Setelah adonan di sepiral kita pisahkan satu persatu untuk membulatkan lanting tersebut. Selesai pencetakan kita jemur selama 6 jam. Nah lanting siap digoreng. Begitulah kurang lebihnya membuat olahan makanan lanting. Lanting bikinan kami punya ciri khas, yaitu renyah dan gurih,” ujar Nanang.

“Alhamdulilah, setelah kami bisa membuat lanting dengan lancar pada tahun 2010 kami langsung mengurus surat perizinan P.IRT. Dan kami memberi nama prodak kami Lanting “Sakura Jaya”. Untuk pemasaran kami menjual ke pusat oleh-oleh di sekitar Gunungkidul. Untuk meningkatkan penjualan agar produk kami semakin dikenal, maka saat ini kami juga melakukan penjualan secara online,” terang Nanang.

Nanang saat ini memang gencar memasarkan produk lantingnya melalui media sosial seperti grup-grup jualan dan komunitas di facebook. Dirinya menjamin produknya dibuat secara higienis, harganya pun terjangkau. Sebagai gambaran, produk lantingnya dilepas dengan harga seputaran Rp 35 ribu per kg. Untuk penjualan partai besar dan pesanan berlanjut mendapatkan diskon khusus.

“Melalui usaha ini, kami berharap dapat menopang perekonomian warga Dusun Bangkan Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo. Saya saat ini dibantu penuh oleh orang tua saya. Yang membuat lanting di dusun kami sampai 2019 ini sudah ada 5 keluarga,” kata Nanang.

“Tentunya, dengan usaha olahan singkong dapat membantu meningkatkan perekonomian. Yang harus diketahui, lanting Gunungkidul itu beda dengan lanting produk dari daerah lain. Karena lanting Gunungkidul lebih renyah dan bumbunya lebih berasa,” ungkap Nanang sembari promosi.

Ditanya tentang omset bisnis lanting, Nanang memberikan gambaran, sebulan uang yang diputar dari bisnis lanting ini mencapai Rp 8-9 jutaan. Dalam seminggu, kurang lebih memproduksi dan terjual rata-rata 60 kg lanting. Pemuda lulusan SMK Kelautan Tanjungsari ini bertekad akan menekuni bisnis panganan lokal sebagai mata pencahariannya. Selain membuat produk lanting, saat ini Nanang juga mulai mencoba menerima pesanan produk-produk olahan pangan lainnya untuk melayani borongan konsumsi acara pertemuan atau hajatan.

“Saya terus berharap usaha ini diberikan kelancaran. Untuk bahan baku singkong, saat bulan November sampai Maret biasanya langka. Ini tantangan yang kami hadapi. Walaupun Gunungkidul terkenal sebagai penghasil singkong, tapi di bulan-bulan tersebut sangat sulit didapat. Semoga di tahun yang akan datang, bahan baku singkong di bulan itu mudah didapat,” harap Nanang.

Menurut Nanang, semua jenis singkong dapat digunakan sebagai bahan baku. Tetapi, berdasarkan pengalamannya selama ini, untuk menghasilkan produk panganan lanting yang bagus adalah jenis singkong Pandemir.

***

Pembaca yang ingin mendapatkan produk Lanting Sakura Jaya dapat menghubungi Nanang Kurniawan. alamat: Alamat. Dusun Bangkan RT 01/RW 12 Desa Jatiayu Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Nomor kontak HP/WA 081327399276.

Facebook Comments Box

Pos terkait