Pertapan Kembang Lampir terletak di Desa Girisekar Kecamatan Panggang, Kabpaten Gunungkidul. Kembang Lampir merupakan pertapan Ki Ageng Pemanahan ketika mencari wahyu Kraton Mataram.
Ki Ageng Pemanahan merupakan keturunan Prabu Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit. Ketika bertapa ia mendapat petunjuk dari Sunan Kalijaga bahwa wahyu gagak emprit itu berada di Padukuhan Giring, Desa Sodo, Kecamatan Paliyan.
Untuk sampai ke lokasi Pertapan Kembang Lampir pengunjung harus melewati anak tangga permanen yang telah dibangun. Adapun denah area Kembang Lampir berbentuk angka Sembilan, hal ini sebagai tanda bahwa kawasan itu dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Bangunan yang berada di situs ini antara lain berupa bangunan induk untuk tempat penyimpanan pusaka Wuwung Gebug Mataram dan Songsong Ageng Tunggul Naga. Dilengkapi dengan dua buah bangsal Prabayeksa di kanan dan kiri.
Menurut keterangan juru kunci, Surakso Sekarsari, sebagai penghormatan terhadap para Pepundhen Mataram, di area tersebut juga dibangun beberapa patng, antara lain Patung Panembahan Senopati dan Ki Ageng Pemanahan, serta Ki Juru Mertani.
Pertapan Kembang Lampir dibuka untuk umum, buka setiap hari Senin dan Kamis. Setiap pengunjung yang hendak memasuki pertapan Kembang Lampir wajib mengikuti aturan yang sudah ditentukan juru pelihara atas perintah Kraton Yogyakarta.
Beberapa aturan tersebut diantaranya; setiap pengunjung harus melepas alas kaki, pengunjung tidak diperkenankan mengambil objek gambar disekitar kawasan pertapan. Pengunjung yang berniat masuk juga tidak diperbolehkan mengenakan baju berwarna ungu terong dan hijau lumut.
Begitu hening dan nyamannya suasana di area pertapan sangat cocok digunakan untuk menyendiri, merasakan ketenagan alam, menikmati desiran angin. Sejenak meninggalkan hiruk pikuk aktivitas. Kembang Lampir menjadi salah satu pilihan wisata spiritual yang menarik di wilayah Panggang.
