Madu lebah semakin digemari masyarakat banyak. Hal ini dapat ditengarai dengan maraknya penjualan madu. Baik madu dalam kemasan botolan hasil olahan rakyat secara tradisional sampai dengan madu yang diolah oleh pabrikan modern juga makin gencar promosinya.
Madu sudah dikenal ribuan tahun lalu sebagai zat yang mampu menjaga vitalitas tubuh dan mencegah berbagai penyakit. Teks-teks berbagai kitab suci juga menuliskan demikian. Negeri yang berlimpah susu dan madu menjadi gambaran ideal negeri idaman dan sering diperebutkan sebagai tempat menetap bagi bangsa yang kala itu hidupnya masih nomaden.
Kusworo, petani dan pegiat ternak lebah dari Desa Hargosari Tanjungsari menerangkan, salah satu lebah penghasil madu adalah Lebah Gung. Lebah Gung punya nama ilmiah Apis Dorsata. Masyarakat Sumatera menyebutnya Sialang.
Menurut Kusworo, keberadaan Lebah Gung di area Gunungkidul semakin langka. Nampaknya hal ini terkait dengan semakin bergesernya perubahan guna lahan wilayah. Gunungkidul yang dulunya masih dikenal dengan hutan alami telah berkembang pesat sebagai wilayah permukiman.
Lebah Gung adalah lebah penghasil madu dengan ukuran besar. Lebah ini adalah lebah endemik Indonesia dan hidup di hutan liar yang butuh vegetasi banyak. Lebah jenis ini paling susah diternakkan dibanding jenis lebah lain.
Di alam liar Lebah Gung suka membuat sarang di pohon tinggi (madunya disebut Sialang). Untuk yang dari tebing-tebing, madunya disebut cadas, yang dari dahan-dahan rendah, madunya disebut repeh.
Ciri khas madu yang dihasilkan lebah gung antara lain kadar airnya lebih tinggi (24-28). Ciri lain adalah kandungan enzim diastase tinggi dan mudah bereaksi. Ini mengakibatkan apabila madu ditaruh di botol dan tak dibuka beberapa hari maka madu akan ‘meletus’, dan bisa meluber ke mana-mana.
Yang menarik, dari lebah gung ini adalah tingkat agresivitas-nya yang sangat tinggi, serta kuatnya racun dari sengatannya. Serangan koloni lebah gung bisa mengakibatkan luka serius bahkan kematian. Oleh karena itu, tak sedikit orang menyebut lebah gung sebagai tawon gung.