Paru-paru Dunia di Kamar Bunda

Gerakan menanam bunga. Foto: Bilal.

Semangat siang warga Gunungkidul tercinta. Semoga kesehatan, keselamatan, kesuksesan, serta keberkahan senantiasa diberikan oleh Tuhan kepada kita semua. Dalam tulisan kali ini saya akan menuangkan sebuah ide gerakan sederhana yang bisa kita mulai dari diri sendiri saat ini juga, namun jika benar-benar bisa terlaksana maka hasilnya akan kita rasakan di seluruh Gunungkidul.

Apa itu PADUKANDA?

Bacaan Lainnya

Padukanda adalah gerakan menanam tanaman baik itu tanaman hias, tanaman obat, maupun tanaman yang dirawat dengan tujuan tertentu (anti nyamuk, pemberantas serangga, pengusir tikus, aroma terapy dan lain-lain)

Penggunaan istilah “Paru-paru Dunia” tak lepas dari fungsi tanaman itu sendiri sebagai penghasil oksigen sekaligus penyerap CO2, sedangkan “Kamar Bunda” merupakan tempat di mana manusia banyak menghabiskan waktu dalam hidup, namun sering luput dari perhatian kita bahwa wilayah tersebut harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas termasuk tanaman.

Jadi, inti dari gerakan ini adalah menanam, merawat berbagai tanaman sesuai dengan fungsi dan tujuannya dari pekarangan rumah hingga ke ruang-ruang dalam rumah.

Mengapa gerakan ini sebaiknya dilakukan?

Jika kita mendengar kata “penghijauan” biasanya yang terlintas di pikiran kita adalah menanam tanaman untuk menghijaukan kembali lahan-lahan di “ALAM” yang mulai kritis untuk memperkaya oksigen, mencegah bencana, serta mengawetkan sumber air.

Banyak di sekitar kita para aktivis lingkungan hidup yang menggalakkan kegiatan ini. Hasilnya di Gunungkidul mulai nampak titik-titk penghijauan yang mulai terasa sejuk meskipun di tengah kemarau panjang. Sumber air pun yang tadinya mati mulai lembab/muncul lagi.

Dalam gerakan yang saya gagas ini, kita secara bersama-sama mendukung penghijauan dengan lebih memperluas area “penanaman” dari gunung-hutan merambah ke area permukiman menuju pekarangan hingga masuk ke dalam rumah. Jika gerakan ini sukses, maka bisa dikatakan seluruh sudut Gunungkidul telah terhijaukan.

Kegiatan ini juga memiliki manfaat lain seperti keindahan, kesehatan fisik mental, hingga penambahan kegiatan positif masyarakat untuk memanajemen penggunaan gadget secara berlebihan, ngrumpi yang kurang bermanfaat, bahkan bagi yang bisa mengambil peluang akan menambah penghasilan jika dikembangkan sebagai bisnis tanaman.

Siapa yang sebaiknya mengikuti gerakan ini?

Selain kita, golongan masyarakat usia produktif yang seharusnya cepat tanggap dan aktif, ada kelompok usia lanjut (lansia) yang seharusnya memiliki kegiatan di masa “pensiun” untuk mengisi hari-hari. Saya sendiri masih belum bisa membayangkan akan seperti apa masa tua nanti jika tidak memiliki kesibukan sebagai “hiburan.”

Lansia sangat rentan mengalami stress akibat semangat yang masih membara namun tubuh sudah tidak mampu menunjang kegiatan yang ingin dilakukan. Melalui gerakan ini setidaknya mereka memiliki “mainan” yang bisa mengatasi persoalan tersebut.

Tak jarang di antara kita mulai kawatir ketika anak-anak menunjukkan gejala kecanduan gadget. Tak terbayangkan apa yang akan terjadi jika mereka nanti benar-benar sudah kecanduan, lalu sudahkah ada rencana untuk menterapi meraka?

Dengan mengisi waktu luang mereka untuk merawat tanaman bahkan mungkin kita ajari cara memperbanyak tanaman, maka secara otomatis waktu bermain HP mereka akan terkurangi dengan sendirinya. Bahkan berbagai ilmu baru di dunia perkebunan pun mereka peroleh.

Gerakan ini juga merupakan sarana pengenalan kepada para balita dengan dunia tanaman selain mengenal hutan, kayu, tanaman pangan, dan perkebunan.

Kapan gerakan ini kita mulai?

Bagi pembaca artikel ini mulai saat ini juga bisa kita mulai untuk menanam tanaman apapun dan menatanya sesuai selera dan fungsi yang kita kehendaki. Namun saya menyadari bahwa tidak semua warga kita membaca, sehingga saya butuh volunteer untuk mulai berdiskusi merumuskan langkah-langkah dari ide cemerlang anda semua kemudian mulai mengkampanyekan gerakan sederhana ini. Bagi yang tertarik silakan langsung hubungi saya melalui medsos.

Prinsipnya, ini kita mulai dari diri sendiri dan SEKARANG. Saat ini merupakan moment yang tepat untuk bercocok tanam karena cukup mudah untuk mendapatkannya serta memasuki musim tanam bagi para petani.

Dimana gerakan ini kita jalankan?

Kita bisa meletakkan tanaman di seluruh sudut ruangan, tentunya dengan pertimbangan jenis, ukuran, fungsi, dan tujuan dari peletakan tanaman tersebut. Berawal dari rumah kita, meluas ke lingkungan, lalu seluruh Gunungkidul melakukan, maka gerakan sederhana ini mampu menghijaukan, mempercantik, menyehatkan jiwa raga, maupun seluruh wilayah Gunungkidul.

Strategi kampanye gerakan ini adalah dengan menanam, menempatkan, lalu mengupload di Medsos dengan tagar #padukanda #rumahhijau serta me mention teman-teman lain, bahkan boleh juga membuat tantangan upload foto tanaman di rumah kita.

Semoga gerakan sederhana ini bisa diterima oleh masyarakat kita. Saya menyadari bahwa hal sederhana ini pasti banyak kelemahan dan kekurangan. Maka dari itu, saya menunggu partisipasi aktif saudara-saudara semua untuk menyempurnakannya demi tercipta Gunungkidul yang Asri, Sehat, dan seluruh alam semesta berbahagia.

Salam lestari!

***

Kiriman tulisan dari Bilal Surahman, dari Desa Pilangrejo Nglipar.

Facebook Comments Box

Pos terkait