Pengembangan Pertanian Gunungkidul

Lahan pertanian di Ponjong. (KH)

Mirisnya Gunungkidulku. Bagaimana tidak? Sampai saat ini bisa kita tengok mayoritas lahan di Gunungkidul merupakan lahan tadah hujan, yang mana hanya akan dimaksimalkan pengolahannya tatkala musim penghujan datang. Kurangnya sarana irigasi pertanian menjadi momok keterbelakangan pertanian di Gunungkidul. Jika di beberapa wilayah cocok tanam dapat berlangsung sepanjang tahun, lain halnya yang terjadi di Gunungkidulku.

Pada umumnya saat kemarau panjang lahan akan terbengkalai penggarapannya. Banyak yang dibiarkan kering kerontang, hanya beberapan tanaman pakan ternak yang masih bertahan. Lagi-lagi sistem irigasilah menjadi kendala. Ketika musim penghujan tiba banyak petani mulai turun tangan, mereka mulai berlomba-lomba cocok tanam. Akan tetapi kadang musim hujan yang digadang-gadang datang mengecewakan. Bayangan air melimpah ruah dan lahan basah seketika sirna tatkala musim hujan bertahan tidak begitu lama.

Bacaan Lainnya

Akan tetapi masih ada setitik harapan dalam pertanian di Gunungkidulku. Beberapa wilayah memiliki irigasi yang cukup untuk menunjang cocok tanam sepanjang tahun.Terdapat beberapa desa yang sawahnya memilihi irigasi dan sumur bor di sawah mereka. Sehingga mereka dapat mengolah lahan sepanjang tahun.

Sekarang mari kita bahas komoditi apa saja yang menjanjikan di Gunungkidulku, mari!

  1. Singkong

Tanaman singkong menjadi jawaranya. Tidak salah banyak yang menyebut Gunungkidulku dengan sebutan ‘Kota Gaplek’. Komoditi ini sangat menjanjikan dan sesuai untuk dibudidayakan di lahan karst yang notabenenya kering. Mengingat tanaman ini tidak membutuhkan banyak air untuk tumbuh serta dapat bertahan pada tekstur tanah di Gunungkidul ini bahkan saat kemarau melanda.

2) Buah (Sawo, kakao, rambutan, durian)

Coba tengok sekitaran jalan Patuk-Wonosari! Banyak sekali bukan para penjual buah. Ada sawo, coklat, rambutan, bahkan The King of Fruits (read:durian). Kita tengok juga sepanjang jalan Patuk tersebut banyak lahan warga yang ditumbuhi pohon buah-buahan tersebut dengan lebatnya, terutama si Buah Kakao. Dilihat dari segi Geologi Kecamatan, yang berada di lingkup zona utara Gunungkidul memiliki kontur tanah dengan ketinggian yang di atas rata-rata zona lainnya.

Ini menjadi potensi, sebab buah buahan dapat tumbuh subur di zona ketinggian ini. Di antaranya seperti di kecamatan Patuk Semin, Nglipar, Ngawen, dan Gedangsari. Untuk wilayah Patuk sendiri mengapa tidak ada pemikiran untuk penggarapan lahan menjadi kebun buah kakao skala besar. Komoditi ini nantinya bisa meingkatkan daya tarik wisata dengan pengembangan wisata kuliner seperti pembuatan coklat dan sejenisnya.

Untuk buah Durian mengapa tidak mencoba pembudidayaan skala besar? Sebagai gambaran mari kita mengelilingi Embung Nglanggeran yang sudah dioptimalkan fungsinya. Bukankah Durian dan buah lainnya dapat tumbuh dengan subur.

3)Padi

Penggarapan lahan untuk komoditi satu ini dapat dipusatkan di Kecamatan Ponjong yang notabenenya memiliki irigasi pertanian yang lebih unggul di bandingkan pada wilayah lain. Ketika kita pergi ke wilayah Ponjong kita akan dimanjakan hamparan lahan basah dengan tanaman padi hijau yang memanjakan mata.

Akan tetapi penggarapan lahan lahan padi Ponjong jika dilihat kurang maksimal. Jika di wilayah lain Indonesia sistem ‘Mina Padi’ sudah digerakkan, bukankah tidak salah jika diuji coba di lahan padi Gunungkidul. Jika berhasil nantinya masyarakat dapat menikmati hasil ganda panen padi juga panen ikan sekaligus. Lahan mina padi dapat juga menjadi objek wisata alam yang akhir-akhir ini menjadi minat utama khalayak umum.

Akhir kata, marilah kita semua bersyukur menjadi warga Gunungkidul. Dengan keberagaman hayati yang telah diberikan oleh Sang Pencipta di Gunungkidul ini. Sebagai makhluk yang berakal sudah semestinya kita mengolah lahan dengan cerdas. Kita membutuhkan SDM yang unggul serta sarana prasarana pertanian yang mendukung guna kemajuan pertanian di Gunungkidul.

Diharapkan pemerintah melakukan upaya ekstra guna mendorong minat masyarakatnya untuk memajukan pertanian. Penyuluhan berkala, bantuan bibit unggul, pembangunan sarana prasarana pertanian, serta menyediakan media untuk masyarakat guna pemasaran komoditi yang dikembangkan.

Sekian,

Intan Ashari.

Facebook Comments Box

Pos terkait