Saat ini adalah waktu mencari perguruan tinggi mana bagi para lulusan SMA atau SMK yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan tinggi. Bebagai perguruan tinggi entah universitas, sekolah tinggi, institut, maupun akademi menawarkan beragam program studi. Nah, para calon mahasiswa dan orang tuanya bisa memilih mau memilih lanjutan pendidikan tinggi yang mana sesuai bidang minat, kemampuan, tingkat kepuasan, dan tujuan yang ingin diraihnya.
Dari ragam perguruan tinggi yang bermacam-macam tadi, ada hal mendasar yang perlu diketahui oleh para calon mahasiswa dan juga para orang tuanya. Apakah mau melanjutkan pendidikan tinggi lewat jalur vokasi atau jalur akademik?
Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, program pendidikan jenjang pendidikan tinggi mencakup pendidikan akademik (sarjana, magister, dan doktor), pendidikan profesi/spesialis, dan pendidikan vokasi (diploma). Namun masih banyak masyarakat kurang tahu-menahu perbedaan ketiganya, terutama jalur vokasi dan akademik. Lantas apakah perbedaan keduanya?
Dekan Fakultas Vokasi ITS , Prof Ir M Sigit Darmawan MEngSc PhD menjelaskan, perbedaan keduanya terletak pada kurikulum dan proses belajar yang diterapkan. “Untuk jenjang vokasi, praktikum banding teori adalah 70 persen banding 30 persen. Sedangkan untuk jenjang sarjana menjadi sebaliknya,” jelas pria yang akrab disapa Sigit tersebut.
Program vokasi dipersiapkan menjadi lulusan yang siap langsung bekerja. “Awalnya, program vokasi ini dibuka untuk menjawab permintaan akan ketersediaan lulusan perguruan tinggi perguruan tinggi siap kerja,” tutur guru besar Departemen Teknik Infrastruktur Sipil ini.
Perbedaan lainnya ialah dunia kerja. Lulusan vokasi banyak berperan sebagai pengeksekusi sementara lulusan program sarjana berperan sebagai perencana. “Misalnya saja pada dunia teknik sipil, lulusan vokasi bekerja pada tahapan konstruksi dan pasca konstruksi. Sedangkan lulusan sarjana bekerja pada masa perencanaan dan desain,” terangnya memberi contoh.
Karena lulusan vokasi dipersiapkan untuk siap kerja, menurut pengalaman, jelas Sigit lebih lanjut, lulusan vokasi biasanya akan mendapati masa pelatihan hanya satu bulan pada tahap pelatihan di perusahaan, sedangkan lulusan dari program jalur akademik bisa mencapai enam bulan lamanya.
Di ITS, Fakultas Vokasi terbentuk per Januari 2017. Sebelumnya merupakan program studi (prodi) dari masing-masing departemen. Fakultas Vokasi ITS memiliki enam departemen dan ada sekitar 2662 mahasiswa. Enam departemen yang ada di Fakultas Vokasi ialah Departemen Teknik Instrumentasi, Teknik Infrastruktur Sipil, Teknik Mesin Industri, Teknik Elektro Otomasi, Teknik Kimia Industri, dan Statistika Bisnis.
Hingga saat ini, prodi D-IV yang dimikiki ITS ialah Departemen Teknik Infrastruktur Sipil sedangkan yang lainnya, akan dibuka menyusul. “Diperkirakan tahun depan semuanya akan bersiap membuka prodi D-IV. Sedangkan untuk Teknik Infrastruktur Sipil akan dibuka prodi Magister Terapan,” jelasnya.
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta juga membuka jalur pendidikan vokasi yang dikelola oleh Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada. Sekolah vokasi ini sebelumya merupakan program studi diploma pada masing-masing fakultas yang kemudian disatukan menjadi Sekolah Vokasi sejak tahun 2010. Corak pendidikan vokasi yang diselenggarakan UGM adalah 60% praktikum dan 40% teori.
UGM saat ini menyelenggarakan 8 departemen pendidikan vokasi, yaitu: Departemen Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (prodi manajemen informasi kesehatan), Departemen Geo-Teknologi (prodi survei dan pemetaan, prodi sistem informasi geografi), Departemen Bioteknologi dan Kesehatan Hewan (prodi teknologi kesehatan hewan, prodi pengembangan produk agro industri, prodi manajemen hutan), Departemen Teknik Mesin (prodi teknologi mesin, prodi manajemen alat berat dan teknologi pemeliharaan), Departemen Teknik Sipil (prodi manajemen infrastruktur sipil dan teknologi pemeliharaan), Departemen Teknik Elektro dan Informatika (prodi teknologi elektro, teknologi perangkat lunak, prodi teknologi instrumentasi dan kontrol, prodi metrologi dan instrumentasi, prodi teknologi internet), Departemen Ekonomika dan Bisnis (prodi manajemen properti dan appraisal, prodi perbankan, prodi akuntansi sektor publik, prodi ekonomi pembangunan daerah), Departemen Bahasa, Seni, dan Manajemen Kebudayaan (prodi manajemen arsip, prodi bahasa Inggris, prodi bisnis wisata dan travel).
Universitas Negeri Yogyakarta juga menyelenggarakan pendidikan vokasi dengan membuka kampus vokasi di Wates Kulonprogo dan di Semanu Gunungkidul. Untuk kampus vokasi di Wates Kulonprogo menggelar pendidikan vokasi rumpun sains dan teknologi (teknik elektro, teknik elektronika, teknik mesin, teknik otomotif, teknik sipil, teknik boga, teknik busana, tata rias dan kecantikan) dan rumpun sosial humaniora (akuntansi, manajemen pemasaran, administrasi perkantoran).
Untuk Sekolah Vokasi UNY yang diselenggarakan di Gununungkidul meliputi: rumpun sains dan teknologi (teknik elektronika, tata boga, tata busana) dan rumpun sosial dan humaniora (akuntasi, manajemen pemasaran, administrasi perkantoran). Daya tampung mahasiswa per angkatan kampus vokasi UNY di Gunungkidul total 300 mahasiswa. Untuk rumpun sains dan teknologi sebanyak 180 mahasiswa dan untuk rumpun soshum sebanyak 120 mahasiswa.
***
Referensi: its.ac.id, sv.ugm.ac.id, dan uny.ac.id.