Pagi ini saya menghampiri kandang Kelompok Ternak Berkah di Dusun Nglebak Desa Katongan Nglipar. Di kandang ini Kang Wagino sudah sibuk membalik balik pupuk kandangnya.
Kang Wagino ini salah satu anggota Kelompok Ternak Berkah yang rajin membalik kotoran sapi piaraannya untuk dijadikan pupuk kandang. Pupuk kandang ini menjadi solusi andalan para petani di saat mahalnya harga pupuk kimia dan juga ribetnya birokrasi pembelian pupuk.
Pupuk kandang ialah olahan kotoran hewan, biasanya ternak, yang diberikan pada lahan pertanian untuk memperbaiki kesuburan dan struktur tanah. Pupuk kandang adalah pupuk organik, sebagaimana kompos dan pupuk hijau.
Zat hara yang dikandung pupuk kandang tergantung dari sumber kotoran bahan bakunya. Pupuk kandang ternak besar kaya akan nitrogen, dan mineral logam, seperti magnesium, kalium, dan kalsium. Pupuk kandang ayam memiliki kandungan fosfor lebih tinggi. Namun, manfaat utama pupuk kandang adalah mempertahankan struktur fisik tanah sehingga akar dapat tumbuh secara baik.
Kebanyakan pupuk kandang berupa feses yang dikeluarkan oleh hewan ketika sedang berada di kandang maupun ketika sedang digembalakan di lahan pertanian, misal ketika sedang memakan brangkasan dan gulma. Kualitas nutrisi yang terkandung di dalam pupuk kandang sangat ditentukan oleh jenis hewan dan apa yang dimakan oleh hewan tersebut.
Tumpukan kotoran hewan dapat menghasilkan panas selama proses dekomposisi sehingga dapat terbakar secara spontan jika ditumpuk dalam tumpukan yang besar. Ketika kotoran hewan sudah terbakar, udara akan tercemar, menimbulkan bau tidak sedap.
Sebagian besar petani kita masih mengandalkan pupuk kandang ini. Dan sekarang ini adalah waktu yang tepat untuk menyebarkan pupuk ke ladang sebelum musim hujan tiba nanti.
Sebenarnya pupuk kandang tak harus dari kotoran sapi, tapi bisa juga dari kotoran kambing dan ayam.
Ayo para kadang tani, kita harus giat dan bersemangat dalam menjaga ketahanan pangan bagi masyarakat.***