Rawis

Rawis, salah satu kuliner perdesaan Gunungkidul. Foto: Riswanto.

Indahnya Gunungkidul itu nggak berhenti di keindahan alamnya, namun kekayaan kuliner yang mungkin aku tidak dapat mengenalinya satu per satu. Makanan yang sama sering kali beda penyebutannya, walau hanya beda daerahnya. Namun semua itu tidak membuat aku untuk mengotak-kotak makanan khas Gunungkidul yang kaya akan ragam dan macamnya itu.

Pada suatu acara yang nge-hit yang barusan aku ikuti, aku disuguhi makan siang dengan lauk disebut Rawis. Adapun rawis ini adalah makanan berkomposisi dominan sayuran, daun apa ajah akoh sendiri tidak tahu sing jelas di lidah terasa nikmat dan numani. 

Bacaan Lainnya

Rawis ini membangkitkan semangat aku untuk membandingkan dengan makanan yang juga berkomposisi bermacam sayuran yaitu trancam dan ada lagi yang hampir mirip dengan keduanya adalah gudangan.

Untuk rawis sendiri mungkin sudah puluhan tahun aku nggak merasakan masakan ini. Nah, pada saat acara dengan suguhan makan siang dengan rawis maka tanpa basa-basi itu makanan masuk ke dalam mulut, dan begitu masuk di mulut semua indera perasa akoh langsung bereaksi dan berdecak “ikih wuenak”.

Kalau trancam, aku sendiri sampai aku tulis tulisan ini baru lihat bentuknya di foto temen yang diposting di media sosial. Melihat dan merasakan langsung sama sekali belum pernah. Nah, kalau gudangan ya seringlah, aku sudah terbiasa makan masakan ini.

Adakah teman yang pernah merasakan makan rawis, trancam atau gudangan? Aku pengen minta testimoninya, terutama trancam, karena aku belum dapat menu makanan ini. Hunting kuliner juga jarang yang menyediakan menu masakan ini.

***

Tertanda: Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

Facebook Comments Box

Pos terkait