Reuni, Males Ah…

Ilustrasi Acara Reuni Akbar SMA BOPKRI Wonosari. Foto : Ris/SG

Jikalau mendekati dengan akhir tahun seperti ini, kata “Reuni” akan menjadi sangat-sangat hit. Sebab Reuni merupakan kegiatan temu kangen dengan teman-teman sekolah entah teman SD, SMP, SMA atau temen kuliah. Reuni menjadi  agenda yang menarik dan tentunya menantang untuk diikuti, loh kok iso bikin menantang kan sakjannya reuni itu buat seneng-seneng, buat kangen-kangenan dan sak liyo-liyone. Sebab dalam reuni sering-kali, semua-muanya bikin kangen bikin kelingan rikolo jaman-jaman sekolah, jaman Noroyono.

Tapi ada kalanya kita merasa malas untuk  ikutan acara-acara semacam ini. Nah, inilah yang menantang itu, apakah nJenengan termasuk dalam golongan orang-orang yang malas untuk datang reuni? Kalau demikian bisa jadi njenengan pernah atau paling tidak merasakan beberapa hal dalam reuni.

Belum sukses. Kadang-kala alasan belum sukses menjadi alasan klasik yang membuat kita memeng untuk datang pada acara reuni. Karena takut akan bayang-bayang kita yang belum sukses menjadikan kita minder atau rendah diri, karena dalam reuni kadangkala digunakan untuk ajang pamer atau unjuk diri akan kesuksesan dan kemapanan. Dan tentu saja hal ini tanpa disadari oleh peserta reuni, ha sing baperan yo pasti gek mutung ra mangkat yen reuni hanya digunakan untuk ajang pamer.

Terlepas permainan rasa kita apakah memang bener belum sukses atau baru mau sukses atau sudah sukses kan tolok ukurnya relative berpulang pada pribadi masing-masing. Namun demikian yang jelas hal-hal seperti ini menjadi pil pait untuk yang namanya reuni.

Tidak eksis pada masa sekolah. Mengenang akan masa-masa di sekolah waktu itu akan tergambar pada saat acara reuni. Seberapa besar keeksisan kita di sekolah kala itu akan terlihat jelas pada saat acara reuni. Bisa saja karena kurang eksis pada waktu sekolah menyebabkan kita malas untuk menghadiri acara reuni. Bayang-bayang ketakutan akan terkuncilkan dan mojok ndepis dewe tanpa ada temen yang sopo aruh, karena pada masa lalu yang kurang eksis. Ini juga salah satu yang menjadi momok menakutkan untuk tidak datang pada acara reuni.

Sudah punya pasangan. Banyak juga reuni dijadikan ajang pencarian jodoh, ketemu teman lama yang juga belum mendapatkan jodoh, kadang kala akan menimbulkan benih-benih cinta di sana. Nah tentu saja ini type reunian anak-anak remaja yang baru saja lulus dari bangku sekolah, kalau yang sudah bangkotan, sudah punya pasangan bahkan sudah punya anak cucu, yo malu-maluinlah cari jodoh di ajang reunian seperti ini. Alasan karena sudah punya pasangan, terlebih pasangannya bukan satu sekolah atau satu kuliahan dengan acara reuninya maka pasti rasa engan untuk ikutan reunian, kagak enak sama pansangannya tentu saja yang menjadi alasan utama.

Ada mantan pacar. Kandasnya hubungan dengan seseorang di masa lalu sering menyebabkan seseorang malas datang ke acara reunian. Mungkin ada hal-hal yang masih menyakitkan tersisa, atau ada hal lain yang bikin kita malas datang. Tapi buat sebagian orang, mantan pacar malah jadi penyemangat untuk datang di acara reuni. Banyak kasus, habis reuni menyebabkan adanya CLBK-cinta lama bersemi kembali. Masing-masing orang kan berbeda dalam menyikapi mantan pacar dalam acara reuni. Yang jelas, ada sebagian orang akan malas untuk reuni karena ada mantan pacar di acara reuni tersebut.

Reuni akan menjadi indah kalau acara dikemas sedemikian rupa. Ndak garing, hidup dan penuh interaktif serta menghindarkan acara ini jadi ajang pamer. Jelas sudah tujuan kita reuni adalah untuk happy-happy, ngapain juga mikirin hal-hal yang ndak perlu. Aku sih cuek bebek, nak sempet ya teko, nak ra sempet yo ra teko, ikut apa kata hati saja.

Wis ah, gitu aja…

Tertanda: Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

Facebook Comments Box

Pos terkait