Tanggap Bencana 1: Apa Saja Upaya Tanggap Darurat Banjir?

Masyarakat dan aparatur Pemdes Bejiharjo melakukan pemantauan kondisi banjir Sungai Oya di Dusun Gelaran untuk segera melakukan tindakan tanggap bencana. Foto: Sugeng Riyanto/Bejiharjo
Masyarakat dan aparatur pemerintah desa melakukan pemantauan kondisi banjir untuk segera melakukan tindakan tanggap bencana. Foto: Sugeng RIyanto/Bejiharjo

Tanggap darurat yang dalam bahasa Inggris disebut response adalah kegiatan yang dilakukan segera setelah terjadi dampak banjir. Bila diperlukan tindakan-tindakan luar biasa untuk memenuhi kebutuhan dasar korban bencana yang selamat.

Pada saat banjir, upaya upaya yang harus dilakukan pemerintah berupa:

Bacaan Lainnya
  1. Pengerahan Tim Reaksi Cepat.
  2. Pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi dan penampungan sementara.
  3. Pemberian layanan air bersih, jamban dan sanitasi di tempat pengungsi/ penampungan sementara.
  4. Pemberian layanan kesehatan, perawatan dan rujukan di tempat pengungsi/ penampungan sementara.
  5. Pengerahan sarana transportasi untuk menjangkau daerah pengungsi.

Sementara tindakan tindakan pada saat banjir yang harus dilakukan masyarakat adalah:

  1. Evakuasi keluarga ketempat yang lebih tinggi atau ke tempat pengungsian yang sudah ditetapkan di wilayahnya.
  2. Membawa perlengkapan darurat (survival kit).
  3. Menyelamatkan dokumen dan barang-barang berharga sehingga tidak rusak atau hilang terbawa banjir.
  4. Jika dalam keadaan tertentu tidak dapat meninggalkan rumah, usahakan berada di tempat yang tinggi di rumah.
  5. Matikan peralatan listrik/sumber listrik dari meterannya. Jangan menyentuh peralatan listrik jika kita dalam keadaan basah atau berdiri di air.
  6. Tutup lubang sanitasi.
  7. Tutup kran saluran air utama yang mengalir ke dalam rumah.

Pada saat melakukan evakuasi atau mengungsi/pindah ke tempat yang aman ketika terjadi banjir, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:

  1. Melakukan evakuasi ke tempat evakuasi dengan rute yang telah ditentukan sebelumnya.
  2. Hindari berjalan di dekat saluran air atau lokasi yang berarus deras agar terhindar dari seretan arus banjir.
  3. Jika bertemu genangan banjir, segera berhenti dan cari jalan lain yang aman.
  4. Pilih tempat berjalan yang tinggi. Walaupun genangan banjir hanya setinggi mata kaki, genangan banjir tetap perlu dihindari. Genangan banjir setinggi 15 cm dapat membuat terjatuh. Genangan banjir setinggi 70 cm dapat menghanyutkan mobil. Ada kemungkinan tiang listrik roboh akibat banjir. Air adalah penghantar yang baik bagi arus listrik, sehingga dapat terjadi sengatan arus listrik pada orang yang melalui genangan. Sengatan listrik tersebut dapat mengakibatkan kematian. Jangan bermain di genangan banjir (bermain air, berenang dan lain lain).
  5. Berhati hati terhadap benda benda yang terbawa aliran sungai, termasuk hewan liar yang mungkin berbahaya (ular, kalajengking, dan lainnya).
  6. Dilarang meminum air dari genangan banjir.
  7. Dilarang memakan makanan yang terkena banjir.
  8. Jangan berkendaraan dalam wilayah banjir. Jika aliran banjir mengelilingi kendaraan, tinggalkan mobil dan pindah ke tempat yang lebih tinggi. Kita dan kendaraan bisa tersapu dengan cepat.
Situasi dapur umum yang diprakarsai masyarakat untuk membantu warga yang terdampak banjir. Foto: Nanik ICG.

Sementara pada saat kita berada di tempat evakuasi, maka kita dapat melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut:

  1. Memantau kondisi ketinggian air setiap saat sehingga bisa menjadi dasar untuk tindakan selanjutnya.
  2. Ikut mendirikan tenda pengungsian, pembuatan dapur umum.
  3. Terlibat dalam pendistribusian bantuan.
  4. Mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
  5. Menggunakan air bersih dengan efisien.

******

Sumber: Banjir dan Upaya Penanggulangannya, Promise Indonesia (Program for Hydro – Meteorological Risk Mitigation Secondary Cities in Asia), Pusat Mitigasi Bencana ITB, Bandung, 2009.

Facebook Comments Box

Pos terkait