Beringin sesungguhnya menjadi tanaman yang familiar bagi masyarakat Gunungkidul. Pohon beringin yang tumbuh sampai besar dan sangat rindang pada umumnya berada di dekat sumber-sumber air baik berupa sungai, belik, telaga, atau di tempat-tempat yang dianggap keramat, seperti makam leluhur desa, balai desa, atau tempat-tempat strategis di perdesaan.
Beringin juga menjadi tanaman perindang yang sengaja ditanam di tengah alun-alun depan balai dusun sampai depan istana raja serta istana negara. Ada yang beranggapan pohon ini memiliki sifat magis, sehingga sering disebut resan. Sifat magis semakin kentara ketika masih ada masyarakat yang membungkus pangkal batang tanaman beringin dengan kain mori, ada sesajen atau panjang ilang yang ditaruh di celah-celah pohon sewaktu ada hajatan.
Beringin yang juga dikenal dengan istilah tanaman Ficus Benjamina merupakan pohon yang memiliki sifat eukariotik. Eukariotik artinya dinding sel-nya berupa susunan selosa. Sebagian besar jenis tanaman ini mendapat energi dari proses fotosintetis. Sifat lain yang dimiliki adalah saprofit, parasit dan epifit serta karnivor.
Ficus adalah tanaman yang memiliki jenis dalam jumlah yang sangat banyak. Menurut hasil penelitian, pohon ini terdiri dari lebih 850 macam yang tumbuh di berbagai tempat di seluruh penjuru dunia dan dimasukan dalam famili Moraceae.
Kawasan yang paling banyak memiliki koleksi pohon ficus yaitu Asia Barat Daya dan Timur Tengah. Sejak ribuan tahun lalu tumbuhan ini sudah sering dibudidayakan masyarakat untuk berbagai macam tujuan.
Cara Berkembang Biak Tanaman Beringin
Pohon beringin atau ficus adalah salah satu jenis tanaman yang siklus kehidupannya berawal dari bentuk epifit. Proses ini terjadi ketika bijinya menyemaikan diri pada retakan dan celah-celah tanaman induk. Penyebaran biji beringin beserta pertumbuhannya ini sering juga terjadi karena adanya burung yang memakan buah tanaman ini.
Setelah itu biji dapat tumbuh dengan cara menurunkan akar dalam tanah, kemudian membuat semacam selubung di sebagian tanaman induk. Tanaman yang berkembang biak dengan cara seperti ini seringkali dinamakan sebagai tumbuhan pencekik.
Sifat-sifat Tanaman Beringin
Daun dari tanaman ficus berwarna hijau polos, berbentuk lonjong dan berkulit. Bagian pucuk tertutup dengan sisik besar yang jumlahnya ada dua. Ketika daunnya berkembang, sisik akan jatuh. Sedangkan daun yang masih muda warnanya tidak hijau polos tapi sedikit kemerahan. Daun ini merupakan daun tunggal dengan ukuran antara 3 sampai 6 cm.
Ketika sudah dewasa atau berusia tua, tumbuhan ficus atau beringin akan memunculkan akar gantung. Selanjutnya akar gantung ini bisa tumbuh dan menjadi tunggul kayu yang tebal dan akan memiliki persamaan dengan batang utama tanaman.
Mirip dengan tumbuhan besar yang lain, pohon beringin atau ficus mempunyai buah dengan struktur yang sangat unik. Meski tidak semua, ada sebagian besar buah ficus yang sebetulnya bisa dikonsumsi oleh manusia. Namun yang paling banyak mengkonsumsinya adalah hewan liar khususnya burung.
Tidak berbeda dengan jenis tanaman lainnya, pohon ficus atau beringin akan menghasilkan bunga lebih dahulu sebelum berbuah. Bunga tumbuhan ini berupa bunga tunggal yang keluar dan tumbuh dari bagian ketiak daun. Kelopaknya berbentuk seperti corong. Warnanya kuning sedikit kehijauan dan berukuran kecil dengan panjang sekitar 0,5 hingga 1 sentimeter.
Sebagai pohon berukuran besar batang tanaman ficus bisa tumbuh dengan diameter lebih dari 2 meter. Sedangkan ketinggiannya ada yang mencapai 25 meter. Batang tersebut berbentuk bulat dan tegak. Permukaannya kasar dan berwarna coklat kehitaman.
Selain itu ficus atau beringin bisa menjalani siklus kehidupan dalam kurun waktu yang sangat lama. Bahkan ada sebagian spesies ficus yang dapat bertahan hidup hingga ratusan tahun. Hal ini membuat sebagian masyarakat ada yang percaya bahwa tanaman ini mempunyai semacam kekuatan gaib.
Manfaat Tanaman Beringin
Di luar itu semua, tanaman ficus juga diyakini memiliki khasiat yang sangat mujarab untuk menyembuhkan beberapa jenis penyakit. Akarnya sering digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional untuk mengatasi serangan demam, pilek, radang amandel atau tonsilitis, luka memar dan nyeri sendi karena rematik.
Sedangkan daunnya memiliki khasiat guna mengatasi flu, radang saluran nafat atau bronkitis, pertusis atau batuk rejan, radang usus atau akut enteritis dan desentri. Selain itu juga mampu menyembuhkan malaria hingga kejang-kejang panas yang sering dialami anak-anak.
Manfaat Beringin bagi Ekologi Karst
Ekologi karst seperti wilayah Gunungkidul dicirikan dengan dominannya batuan kapur (kalsium) sebagai pembentuk permukaan lahan. Hampir seluruh wilayah Gunungkidul, tanah dasarnya tercampur dengan bebatuan kapur. Terlebih lagi wilayah selatan atau area Pegunungan Sewu merupakan kawasan perbukitan batuan kapur. Lapis tanah subur umumnya sangat tipis dan tersebar secara sporadis.
Ciri spesifik lainnya kawasan karst adalah minimnya kandungan air pada lapis tanah bagian permukaan. Ini karena sifat batuan kapur yang berongga, sehingga limpahan air hujan lebih dominan langsung masuk ke dalam perut bumi. Di Gunungkidul dikenal sistem sungai bawah tanah.
Tumbuhan kelompok Moraceae dari genus ficus (beringin) ini dapat ditemukan hampir di seluruh wilayah Gunungkidul. Beringin dalam wujud pohon tinggi maupun jenis perdu juga tumbuh di kawasan pegunungan selatan. Hal ini menunjukkan tanaman beringin sangat adaptif dan mampu hidup dalam kondisi tanah dengan kadar air sangat minimal.
Mengapa beringin dapat tumbuh dan menjadi tanaman adaptif dalam kawasan karst? Ini karena tanaman ini tidak bersifat asam, sehingga tidak rakus menyerap air dalam tanah. Diluar itu, sistem perakaran beringin mampu mencari jalan di antara celah-celah batuan menghujam ke dalam tanah sehingga mampu mendapatkan sumber nutrisi dan air bagi keberlangsungan hidupnya.
Habitat beringin pada umumnya memang dekat dengan sumber-sumber air, seperti mata air, belik, telaga, dan sebagainya. Namun demikian, karakteristik tanaman yang tidak rakus memakan air ini justru dapat menjadi penjaga ketersediaan air dalam lingkungannya.
Rindangnya beringin yang tetap menghijau sepanjang musim menjadikan tanaman ini mampu menjadi penahan hembusan angin dan menjaga suhu lingkungan tidak begitu terik panas. Dampak beringin yang mampu menahan hembusan angin dan menjaga suhu lingkungan ini menjadikan berkurangnya proses penguapan, baik kandungan air dalam tanah maupun air yang tertampung di danau atau air yang permukaan dari sumber-sumber air di sekitarnya.
Adakah bukti tanaman beringin mampu mengurangi proses penguapan di telaga dan sumber-sumber air? Silakan lihat dan amati telaga-telaga di Gunungkidul yang masih alami dan rimbun dengan pepohonan ficus di sekelilingnya.
***
Referensi: sistemhidroponik.com.