Karya seni kriya tidak hanya melibatkan proses kreatif dalam penciptaanya, tetapi juga merupakan pengejawantahan dari kebijaksanaan dan kearifan lokal yang kaya akan makna filosofis.
Maka tidak heran jika karya kriya menunjukan perjalanan peradaban masyarakat, bahkan jadi barometer pencapaian peradaban teknologi.
Hal ini ditegaskan dalam pembukaan Matra Kriya Festival 2024 yang berlangsung kemarin (20/7/2024) oleh kepala dinas kebudayaan DIY saat membuka festival.
Ide konsep, obyek, bahan, teknik, proses dan penyajian menjadikan seni kriya tidak bisa dielakkan dari keterpengaruhan cara hidup dan kebiasaan masyarakat yang kemudian menjadi budaya.
“Melihat karya seni kriya adalah melihat percapaian kemarin, hari ini, dan harapan masa depan tentang budaya dan kehidup masyarakat” Kepala Dinas Kebudayaan DIY menyampaikan dalam sambutan pada pembukaan MKF 2024 di Taman Budaya Yogyakarta (sabtu, 20/7/2024)
Adat tradisi kebudayaan nusantara yang kita nikmati hari ini adalah manifestasi dari proses penuh makna dan filosofi kehidupan baik yang diwujudkan dalam bentuk, warna, bahan, simbol dan lainnya. Kondisi masyarakat yang jarang sekali memperhatikan dan mengapresiasi proses sebelum karya tercipta menjadikan banyaknya nilai-nilai kehidupan meluntur.
“Dalam konteks seni kriya juga tidak lepas dari proses seniman kriya menciptakan karya sejak baru berupa ide” kata ketua panitia MKF 2024, Rosanto Bima Pratama dalam laporannya.
Selain ajang memamerkan dan mengkompetisikan karya seniman kriya, Matra Kriya Festival 2024 dengan tema Ritual juga mengajak masyarakat menjadi saksi atas pencapaian-pencapaian seni kriya di Nusantara umumnya. Untuk kemudian harapannya mampu menjawab tantangan dan kebutuhan masa depan tanpa meninggalkan kaidah dan nilai seni nusantara, imbuh Rosanto Bima.
Dalam pembukaan MKF 2024 dilaporkan sebanyak 46 karya seniman berusia dibawah 35 tahun yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Dari 46 karya terlah terpilih 7 nominasi karya terbaik yang akan diperdalam, ditelisik, diteliti dan dipertegas untuk menemukan 4 karya terbaik MKF 2024. Tentu hal ini juga untuk melihat perkembangan seni kriya nusantara. Dewan juri yang terdiri dari Dr. Arif Suharson, S.Sn., M.Sn., Dr. Sn. Dona Prawita Arissuta, S.Sn, M.Hum., dan Nurohman, S.Sn., telah memilih sebagai berikut;
- Zacky Kurniawan seniman dari Surabaya dengan judul karya Amorfati.
- Atikar Ahmad Rajwie seniman asal Bandung dengan judul karya Tinggalkan.
- Rakryan Mahotcaha Gandhi seniman asal Yogakarta dengan judul kara Tarian Harapan.
- ajar Restuningsih seniman asal Cilacap dengan judul kara Blue.
- Deka Rezqi Agusta seniman asal Bandung dengan karya Awor Series
- Bagus Krisna Wiyono seniman asal Blitas dengan udul karya Nista.
- Putri Intan Margaretha seniman asal Jombang dengan judul karya Meraki,
sebagai nominasi yang akan dipresentasikan oleh senimannya pada Selasa, 23 Juli 2024 nanti. Untuk kemudian ditentukan 4 karya terbaik MKF 2024 ini.
Dalam Opening Ceremony MKF 2024 kemarin, Traya Art Center Solo, Sanggar Elvista Brebes, Seven A Plus Yogyakrata menampilkan karya designer fashion carnivalnya. 4 gadis penari dari Trenggana Art Project menampilkan tarian berjudul Ritual. Dan grup musik The Black Mamba menjadi musik pengiring sekaligus unjuk diri dalam bermusik di panggung MKF 2024.
Agenda Matra Kriya Festival ini akan berakhir tanggal 25 Juli 2024 nanti. Dimana agenda harian diisi dengan berbagai workshop, pertunjukan, talkshow dan fashion show.