Guyub-Rukun Seduluran Saklawase Jadi Semboyan Komunitas SCCI

“Kami para pengguna Suzuki Carry di Gunungkidul pada umumnya adalah keluarga yang baru bisa membeli mobil untuk pertama kali. Karena itu, membeli mobil yang serba guna untuk berbagai keperluan menjadi pertimbangan utama. Setelah itu baru memikirkan harga, kebandelan mesin, dan kemudahan dalam perawatan,” ungkap Dwi.

“Nggak tahu gimana, ketika kami bertemu dengan sesama pengguna Carry rasanya kok seperti sedulur. Semua akrab, merasakan kendaraan yang dimiliki sebagai sarana untuk menunjang kegiatan atau usahanya masing-masing. Tidak ada yang membeli mobil buat gagah-gagahan atau sekadar pamer,” imbuh Dwi.

Bacaan Lainnya

Dwi bertutur, “komunitas SCCI di Gunungkidul memiliki anggota dengan latar belakang yang beragam. Ada yang menjadi wirausaha, pekerja swasta, guru, perawat, maupun pegawai negeri di lingkungan Kabupaten Gunungkidul. Kalau sudah berkumpul, bermacam-macam latar belakang itu melebur menjadi satu. Utamanya menyatu untuk bertukar pengalaman tips dan trik menggunakan kendaraan, berbagi bagaimana memperbaiki kendaraan, berbagi bengkel mana yang bagus untuk perbaikan. Juga berbagi pengalaman toko onderdil dan variasi kendaraan.”

Diluar urusan pernik-pernik permobilan, perkumpulan ini juga sering menggelar kegiatan kebersamaan berupa acara bakti sosial. “Dalam setiap acara Kopdarling atau Kopi Darat Keliling, biasanya kami juga melaksanakan kegiatan sosial. Yang pernah kami laksanakan antara lain: membantu bedah rumah salah satu warga di Gunungkidul, santunan keluarga yang sakit, dan pernah pula kami melaksanakan acara bersih-bersih pantai pembuatan bak sampah di Pantai Krakal,” urai Dwi.

“Sebelum Idul Fitri tahun lalu, komunitas kami juga diajak Yayasan Sosial Permata Cendikia di Karangmojo untuk mendistribusikan santunan kepada anak yatim di Gunungkidul. Untuk lebaran tahun ini, kami juga sempat baksos dengan acara berbagi takjil,” imbuh Dwi.

Acara berbagi takjil komunitas SCCI. Dok: Shampoo.

Sebagai komunitas otomotif dengan jumlah anggota yang cukup besar, apalagi  juga bersinergi dengan anggota diluar DIY, maka jalinan keakraban dan persaudaraan dapat tumbuh semakin erat. Menurut Dwi, keakraban dan persaudaraan itu wujudnya mulai dari bersilaturahmi, mampir bertandang ke rumah sesama anggota ketika melakukan perjalanan antarwilayah, sampai saling tolong menolong ketika menghadapi trouble atau permasalahan di jalan.

Facebook Comments Box

Pos terkait