Lalu Astuti? Dari sinilah kisah si kecil Astuti yang menyesakkan dimulai. Panggih sang bapak tak ada kabarnya, Maryati sang ibu yang telah terlanjur memperpanjang kontrak ke 2-nya sebagai TKI. Mbah Ra, wanita tua yang mengasuh selama ditinggal ibunya tiada.
Tag: Puisi Gunungkidul
“Coblosan”: Serampai Puisi
Mau ke Mana Lho bagaimana ini Sesudah tidur ingin kembali tidur Sesudah bangun ingin berdiri selengkapnya …
“Air Kapur”: Kumpulan Puisi Andi Kartojiwo
JIWA MENDAKI Tak usah kau risau tentang tanah ini Terjalnya mendidik kaki untuk kuat Mengajari selengkapnya …
Batu Kerikil Menyangga Gaplek
Satu Buku Awal Kubaca Bukankah hidupmu adalah buku-buku yang telah aku pinjam Dengan beratus-ratus liris selengkapnya …
“Oya”; Kumpulan Puisi Andi Kartojiwo
Keringat Begok Nung… nung… gunung Gunung batu putih berbaris merintih Di pelupuk mata lukanya terkikis selengkapnya …
Tetap Masih di Sini
RINDU IKHLASMU Kristal bola matamu terpancar bening irama langkahmu Tutur kata riang mengeja ria ramai selengkapnya …
Godhong Jambu
Nem…… Rikala godhong jambu wis entek pupusse Aku ijih nunggu sliramu ana kene Sebab rasa selengkapnya …
Menyongsong Pilkada: Puisi-puisi Mashudi
TELAH DATANG MASA Sumpah itu telah mengangkasa di ufuk barat Mengantongi segala janji-janji Meraup segala selengkapnya …
Sajak-sajak Pertanian Mashudi
BERTANYA PAK TANI Bertanyalah Pak Tani, “Kemana aku bermukim?” Dengan senyum Bumi pun menjawab, “Di selengkapnya …