GUNUNGKIDUL,— Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul berdampak pada sulitnya masyarakat untuk mendapatkan air bersih untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Kondisi demikian menjadikan banyak kalangan tergerak untuk membantu warga dalam penyediaan air bersih.
Seperti halnya dengan keluarga besar SDN Karangrejek II baik dari guru maupun wali murid yang tergerak untuk menyalurkan infak Jumat berkahnya untuk kegiatan droping air. Hal ini dilakukan sebagai bentuk keperdulian pihak sekolah terhadap warga Gunungkidul yang benar-benar kesulitan untuk mendapatkan air bersih.
Kepala SD N Karangrejek II Wachid Budiono mengatakan, kami salurkan 14 tangki air bersih untuk warga di 2 Padukuhan di Kalurahan Banjarejo, Kapanewon Tanjungsari. Kegiatan droping air menjadi bagian dari program Jumat Berkah. Dimana setiap hari Senin dan Rabu siswa-siswa di SD tersebut menyisihkan uang saku untuk infaq.
“Biasanya dibelikan sembako untuk anak yang kurang mampu maupun tetangga sekolah yang membutuhkan nah momentum musim kemarau ini, kita melihat banyak warga yang kekurangan air bersih,” jelas Wachih Budiono.
Menurutnya, dana dihimpun dari orang tua melalui infaq sehingga tidak ada paksaan. Dijelaskan, kegiatan Jumat berkah ini untuk melatih para pelajar untuk berbagi dengan sesama, utamanya bagi mereka yang membutuhkan.
Perwakilan orang tua wali murid SD Negeri Karangrejek II, Dina Rahayu mengatakan kekeringan saat ini menjadi permasalahan yang dialami sebagian warga Gunungkidul. Salah satunya warga Kapanewon Tanjungsari.
“Kami sebagai orang tua siswa mendukung kegiatan ini, karena menanamkan rasa berbagi sejak kecil memang menjadi bagian dari pendidikan. Di sekolah ini sejak kecil anak sudah diajarkan berbagi dengan kegiatan jumat berkah apalagi bencana kekeringan saat ini sedang melanda Gunungkidul,” papar Dina.
Di Padukuhan Ngepoh dan Padangan, Kalurahan Tanjungsari sejak beberapa waktu terakhir menang sulit untuk mendapatkan air bersih. Sumber-sumber air yang biasa digunakan sudah mengering, sehingga warga harus membeli air bersih dengan harga yang bervariasi. Namun untuk warga yang kurang mampu biasanya mengandalkan bantuan air yang ditampung di bak umum.
Kemudian bila ingin memanfaatkan mereka harus memikul atau ngangsu sampai ke rumah terlebih dahulu. Baru kemudian bisa memanfaatkan air bersih.
“Alhamdulillah atas bantuan air yang diberikan ke keluarga saya ini. Kebetulan di kemarau ini saya beli air 2 tangki, biasanya saya ngangsu dari bak umum ke rumah,” ucap salah seorang warga setempat.