KWT Sekar Dusun Dawe Bendung Semin Dilatih Bikin Emping Jagung dan Tortila

KWT Sekar Dusun Dawe Desa Bendung Semin mendapat pelatihan produksi emping jagung dan tortila berkualitas. Foto: STW-Dpp-Gk.

Potensi bahan baku lokal hasil pertanian Kabupaten Gunungkidul sangat melimpah dan, baik dari umbi-umbian, palawija, hortikultura sampai produk perkebunan. Ini semua sangat akan menopang bahan baku olahan untuk menghasilkan produk-produk olahan hasil pertanian.

Dalam rangka mewujudkan misi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia 2045, Kementerian Pertanian terus mendorong produksi bahan pangan lokal untuk dapat menggantikan posisi produk impor sebagai sumber konsumsi warga. Pengolahan dengan bahan baku lokal bertujuan mewujudkan diversifikasi pangan di Indonesia, serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku olahan

Bacaan Lainnya

Bupati Gunungkidul juga telah mengeluarkan Surat Edaran Bupati Nomor 521/0101 tanggal 8 Januari 2019 tentang Gerakan Pencepatan Penganekaragaman Kunsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal. Sebagai tindak lanjutnya, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul kembali melakukan bimbingan teknis pengolahan emping jagung dan tortilla jagung di KWT Sekar Dusun Dawe, Desa Bendung, Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul pada tanggal 26 dan 27 Februari 2020 lalu.

Pemilihan kelompok wanita tani yang dijadikan sasaran bimtek ini karena Dusun Dawe Bendung Semin ini memiliki produk jagung yang melimpah, sehingga perlu diupayakan agar KWT dapat lebih mengembangkan olahan produk emping jagung dan tortilla jagung. Melalui pengolahan jagung diharapkan akan bisa meningkatkan pendapatan petani sekaligus meningkatkan harga jagung pada saat  bahan baku melimpah.

Dalam kesempataan bimtek tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Ir. Bambang Wisnu Broto menyampaikan, bahwa produk-pproduk olahan dari Kabupaten Gunungkidul tidak kalah enak dibandingkan dengan produk-produk dari luar daerah. Menurutnya tinggal meningkatkan standarisasi mutu (PIRT ) dan kemasan (packaging) yang lebih baik dan menarik konsumen.

Ia juga menekankan agar kelompok selalu menjaga kualitas dan kontinuitas produk sehingga akan selalu tersedia di pasar, sekaligus kelompok juga harus memperhatikan ketersediaan bahan baku untuk keberlangsungan usaha emping jagung dan tortilla jagung tersebut.

Melalui prioritas Kebijakan Pembangunan Pertanian Tahun 2020, menurut Bambang, KWT dan kelompok tani Indonesia diharapkan harus lebih MAJU, MANDIRI dan MODERN.  Hal ini sesungguhnya yang menjadi arah tujuan pembangunan pertanian. Karena itu, kelompok tani mesti semangat, mau dan mampu untuk meraih kesejahteraan petani. (STW-Dpp-Gk/Bara).

Facebook Comments Box

Pos terkait