
JAKARTA, (SwaraGk) – Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul kembali mengikuti Agro Food Expo yang digelar oleh Kementerian Pertanian RI di Jakarta Conventoin Centre (JCC) Senayan Jakarta pada 10-13 Mei 2018. Kegiatan ini merupakan event tahunan yang diselenggarakan oleh Kementan RI dengan peserta seluruh Dinas Pertanian di daerah.
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul selalu mengikuti secara rutin setiap tahun. Agro Food Expo dilaksanakan selama 4 hari (Kamis, 10/5/18 hingga Minggu, 13/5/18). Expo ini dibuka oleh Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI pada hari Kamis lalu.
Agro Food Expo ini merupakan pameran berskala internasional tentang produk pertanian, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, produk olahan, dan teknologi pertanian. Dalam pameran tersebut juga terdapat kegiatan Festival Kopi Indonesia.
Tujuan Food Expo ini adalah untuk memperkenalkan produk-produk baik pertanian, perkebunan, tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perikanan, produk olahan, dan teknologi pertanian kepada masyarakat luas. Pameran ini juga terintegrasi dengan pameran kepariwisataan daerah yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata RI. Delegasi dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dipimpin oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Ir. Endang Sri Wahyuni beserta kepala seksi dan staff.
Materi bahan pameran dari Gunungkidul terdiri dari berbagai variasi produk, yaitu : Buah-buahan (Pisang raja, pisang kapok, dan sawo); Bahan pangan (beras merah, mocaf, tepung garut, dll); Makanan spesifik (walang goreng dan bacem, gatot dan tiwul instan, pathilo, rambak kulit, coklat bubuk/permen/ camilan, krupuk singkong, gula semut, mie singkong, dll). Sejak dibuka pada hari Kamis lalu, stand Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul langsung diserbu oleh pengunjung.
Produk-produk dari Gunungkidul rata-rata disukai oleh pengunjung karena: harganya relatif murah, dibuat secara tradisional (dipahami oleh konsumen lebih sehat dan aman dikonsumsi), membangkitkan ingatan (nostalgia) terhadap makanan lokal/tradisional.
Berdasarkan amatan dari keseluruhan peserta expo, hasil olahan makanan produk dari Gunungkidul tersebut ternyata juga banyak disajikan oleh peserta expo dari daerah lain. Produk-produk pesaing tersebut antara lain: makanan dan minuman serba berbahan baku dari coklat, beras merah dan beras hitam, camilan dari bahan non singkong. Hal ini tentu perlu mendapatkan perhatian dari semua pihak, agar produk Gunungkidul tetap mampu menembus persaingan yang semakin ketat. (Kandar/istimewa).