Pemulihan dari trauma (trauma healing) biasanya menjadi kata yang banyak disorot ketika terjadi peristiwa bencana, kecelakaan, atau peristiwa yang tidak diharapkan terjadi. Anak-anak muda milenial pun sering mengucapkan “perlu hiling nih” sewaktu moodnya kurang baik. Meski diucapkan sembari bercanda, proses pemulihan atau yang disebut “hiling” (healing) itu sesungguhnya dirasakan sudah menjadi kebutuhan. Ini adalah hal yang menarik, bukan sesuatu yang lebay, dan mengarah ke hal positif untuk menjaga kesehatan mental.
Menurut America Psycological Association, trauma adalah respons emosional terhadap peristiwa mengerikan, seperti: kecelakaan, pemerkosaan, atau bencana alam. Salah satu cara memulihkan dan merawat diri dari kondisi seperti itu adalah dengan trauma healing.
Mengapa diperlukan? Karena setelah mengalami salah satu peristiwa tersebut, seseorang mungkin akan cenderung bersikap penuh keterkejutan dan penolakan. Sementara, reaksi jangka panjangnya mungkin meliputi: emosi yang tidak terduga, kilas balik, hubungan yang tegang, dan bahkan gejala fisik seperti sakit kepala atau mual.
Meski kondisi ini terbilang normal karena trauma bisa terjadi pada siapa pun, tetapi beberapa orang bisa saja mengalami kesulitan untuk melanjutkan hidup mereka. Apabila sudah seperti ini, maka perlu mendapat perawatan psikologis. Psikolog dapat membantu orang yang mengalami trauma untuk menemukan cara konstruktif guna mengelola emosi mereka.
Metode Trauma Healing
Sebelum menentukan jenis trauma healing yang tepat, sebaiknya memilih terapis yang dapat berperan sebagai kolaborator dalam terapi. Ingat ya, terapis adalah kolaborator, bukan terapis yang berusaha untuk memaksakan kendali atas diri kita yang sedang mengalami trauma.
Hal ini karena proses trauma healing bisa membuat kita merasakan berbagai reaksi emosional, seperti sedih, motivasi, menjengkelkan, atau membangkitkan semangat. Apapun perasaan yang kita rasakan merupakan reaksi yang tidak salah. Jadi, pastikan untuk menemukan seorang terapis yang membuat proses trauma healing berjalan dengan nyaman.
Adapun metode-metode trauma healing yang biasa dilakukan oleh terapis pada pasiennya, antara lain:
1. Farmakoterapi
Farmakoterapi adalah metode trauma healing yang menggunakan obat-obatan untuk mengelola reaksi trauma yang mengganggu. Obat-obatan telah terbukti membantu dengan kelas reaksi/gejala berikut:
- Gejala intrusi
- Hyperarousal
- Reaksi emosional
- Gairah yang meningkat
- Sifat lekas marah
- Depresi.
Minum obat tidak membuat reaksi trauma dan rasa sakit seseorang menghilang, tetapi obat-obatan berfungsi untuk dapat membantu membuat gejalanya berkurang intensitasnya, sehingga gejala atau reaksi lebih mudah dikelola.
Jika kita memutuskan untuk menggunakan obat-obatan, maka pastikan untuk mengonsultasikannya dengan psikiater terlebih dahulu dan sebaiknya terus dipantau selama meminum obat tersebut. Kita juga perlu beri tahu psikiater tentang bagaimana obat yang dikonsumsi itu mempengaruhi diri kita.
Hal ini karena beberapa obat memiliki efek samping yang mungkin tidak dapat ditoleransi oleh tubuh kita, sementara ada pula beberapa orang tidak merespons obat dengan baik.
Terapi obat-obatan ini akan lebih efektif ketika individu juga melakukan terapi lain sehingga proses pemulihan dapat lebih maksimal.
2. Terapi Perilaku
Bentuk terapi perilaku yang paling umum adalah terapi paparan (eksposur). Dalam terapi pemaparan, seseorang akan diarahkan untuk menghadapi ketakutannya secara bertahap. Seringkali, paparan ini menghasilkan pembelajaran individu bahwa ketakutan atau emosi negatif tidak beralasan, yang pada gilirannya memungkinkan rasa takut berkurang.
Terapi pemaparan telah diketahui efektif untuk mengurangi kecemasan dan depresi, meningkatkan penyesuaian sosial, dan mengatur memori trauma.
Ada berbagai bentuk terapi eksposur:
- Eksposur imajiner: Seorang individu membayangkan peristiwa yang ditakuti sejelas mungkin.
- Paparan in vivo: Paparan terjadi dalam terapi.
- Desensitisasi sistematis: Individu dihadapkan pada situasi yang lebih menimbulkan rasa takut secara berturut-turut. Eksposur ini dipasangkan dengan relaksasi.
Terapi pemaparan adalah pengobatan yang sangat efektif untuk stres pasca trauma (PTSD).
Bentuk lain dari terapi perilaku, yakni Stress Inoculation Training (SIT) atau yang juga dikenal sebagai pelatihan relaksasi. Pelatihan Inokulasi Stres mengajarkan individu untuk mengelola stres dan kecemasan mereka.
3. Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi perilaku kognitif (CBT) didasarkan pada gagasan bahwa seorang individu harus memperbaiki dan mengubah pikiran yang salah dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Elemen umum dari terapi trauma terapi perilaku kognitif meliputi:
- Mengajarkan individu bagaimana bernapas untuk mengelola kecemasan dan stres
- Mendidik individu tentang reaksi normal terhadap trauma
- Terapi paparan
- Mengidentifikasi dan mengevaluasi pikiran negatif, salah, dan irasional dan menggantinya dengan pikiran yang lebih akurat dan kurang negatif
Menurut jurnal https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3584580/HHS Public Access, terapi CBT paling efektif digunakan untuk mengatasi gangguan kecemasan, gangguan somatoform, bulimia, masalah pengendalian kemarahan, dan stres umum.
4. Terapi EMDR
Perawatan dalam metode trauma healing yang satu ini melibatkan orang dalam terapi yang secara mental berfokus pada pengalaman traumatis atau pikiran negatif sekaligus melacak cahaya yang bergerak atau jari terapis yang bergerak secara visual. Nada pendengaran juga dapat digunakan dalam beberapa kasus.
Meski terapi EMDR yang melibatkan gerakan mata cukup menimbulkan banyak perdebatan, tetapi pengobatan ini telah terbukti sangat efektif untuk pengentasan dan penghapusan gejala trauma serta masalah psikologis lainnya.
Terapis yang melakukan terapi EMDR biasanya telah teruji melalui pelatihan khusus dari asosiasi, seperti Institut EMDR atau Asosiasi Internasional EMDR.
5. Hipnoterapi
Secara umum, seorang hipnoterapis akan memandu individu dalam terapi ke keadaan hipnosis, kemudian melibatkan orang tersebut dalam percakapan atau berbicara kepada orang tersebut tentang masalah tertentu. Kebanyakan hipnoterapis percaya bahwa emosi dan pikiran individu selama proses hipnosis sangat penting untuk proses penyembuhan.
6. Terapi Psikodinamik
Tujuan terapi trauma psikodinamik adalah untuk mengidentifikasi fase manakah yang memengaruhi trauma seseorang. Setelah mengetahuinya, terapis dapat mengelola aspek peristiwa traumatis yang mengganggu pasien.
Elemen umum terapi psikodinamik meliputi:
- Mempertimbangkan sejarah perkembangan individu dan masa kanak-kanak
- Menekankan pemahaman makna trauma
- Melihat bagaimana trauma telah berdampak pada perasaan diri dan hubungan individu
- Mencari tahu apa yang telah hilang dari individu karena peristiwa traumatis tersebut.
7. Terapi Kelompok
Terapi kelompok biasanya menjadi pilihan terapi tambahan di samping terapi individu. Terapi kelompok bisa dipimpin oleh terapis atau salah satu anggota kelompok yang memiliki trauma sama dengan apa yang sedang kita alami. Beberapa terapi kelompok bisa bersifat mendidik, dapat juga fokus pada pemberian dukungan, dan kelompok lainnya bersifat terapeutik.
Namun yang terpenting bagi penyintas trauma adalah memilih kelompok yang sejalan dengan tahapan atau proses penyembuhan mereka sebelumnya.
Biasanya, kita bisa menemukan terapi kelompok berdasarkan tahapan penyembuhan mereka yang terdiri dari:
- Fase keselamatan/korban: pilih kelompok yang berfokus pada perawatan diri dan keterampilan mengatasi.
- Fase mengingat dan berkabung/bertahan: pilih kelompok yang berfokus pada menceritakan kisah trauma.
- Fase reconnection/thriver: bergabunglah dengan grup yang bertujuan untuk membuat koneksi dengan orang-orang.
- Kelompok pendidikan: dapat digunakan oleh seluruh peserta terapi dalam semua fase.
Dari semua metode trauma healing itu, yang utama perlu kita ingat adalah tidak ada pengobatan ajaib yang akan menyembuhkan kesehatan mental kita dalam semalam. Kemudian, tidak ada satu bentuk psikoterapi yang tepat untuk semua orang.
Oleh karena itu, trauma healing membutuhkan persiapan, latihan berulang, keberanian, tekad, dan dukungan orang lain. Terapis dalam prakteknya mungkin dapat menggabungkan beberapa metode sebagai proses trauma healing. Demikian gambaran singkat 7 jenis terapi trauma healing.
Mencari pertolongan ketika membutuhkan bantuan perkara kesehatan mental bukan aib juga bukan hal yang meruntuhkan harga diri pribadi dan keluarga, tetapi hal yang cerdas. Karena itu, jangan ragu, jangan malu untuk datang ke tenaga profesional kesehatan mental pada saat membutuhkan pertolongan.
Selamat bekerja, salam sehat jiwa.
***
Referensi: https://www.orami.co.id/magazine/trauma-healing