Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul kembali mengikuti Pameran AgroFood Expo ke-19 yang diselenggarakan oleh Ditjen Perkebunan Kementan RI di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan Jakarta. Kegiatan yang digelar 27-30 Juni 2019 lalu merupakan event tahunan berskala nasional dengan peserta kementerian terkait, seluruh Dinas Pertanian di daerah, BUMN Agribisnis, perusahaan makanan dan minuman, perusahaan teknologi pertanian, perusahaan pengemasan, perusahaan laboratorium, dll.
Indonesia AgroFood Expo adalah pameran terbesar di sektor pertanian yang menampilkan produk hasil pertanian baik segar maupun olahan yang berasal dari tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, sarana dan prasarana pertanian, dan teknologi pertanian.
Pameran Agrofood Expo dilaksanakan selama 4 (empat) hari ini dibuka oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Ir. Dedi Junaedi, MSc., dengan tema “Optimalisasi Sumber Daya Pertanian Menuju Swasembada Pangan Berkelanjutan”.
Tim dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dipimpin oleh Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Ir. Joko Priyono, MSi beserta Kepala Seksi dan staf. Tujuan yang ingin dicapai dari mengikuti Pameran Agrofood Expo adalah untuk memperkenalkan/promosi produk unggulan pertanian Kabupaten Gunungkidul ke pasar yang lebih luas (luar DIY), serta memberikan motivasi kepada produsen/petani/kelompok olahan untuk meningkatkan produk pertanian baik segar maupun olahan yang berkualitas yang dapat diterima konsumen/pasar.
Materi/bahan pameran yang dibawa dari Gunungkidul terdiri dari berbagai produk segar dan olahan pangan lokal unggulan pertanian dari kelompok binaan Dinas Pertanian dan Pangan, yaitu: buah-buahan (pisang raja, pisang kepok, dan sawo), tepung mocaf dan aneka olahannya (mie mocaf aneka varian, krupuk, stik, biskuit, egg roll), aneka olahan kakao : bubuk coklat/minuman/ permen/camilan, aneka olahan Aloe vera, aneka produk herbal/jamu instant, mete, rambak kulit, susu bubuk kambing ettawa, mete, aneka kripik, beras merah, beras analog, dan makanan spesifik/khas Gunungkidul, seperti gatot dan tiwul instant, pathilo, belalang goreng/bacem.
Sejak pembukaan pameran, stand Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul ramai dikunjungi. Pengunjung tertarik dengan produk-produk pertanian dari Gunungkidul. Disamping karena harganya relatif murah, dibuat secara tradisional yang dipahami oleh konsumen lebih sehat dan alami, non terigu, juga membangkitkan ingatan (nostalgia), khususnya pengunjung asal Gunungkidul yang merantau ke Jakarta terhadap makanan lokal khas Gunungkidul.
Beberapa pengunjung antusias berdiskusi terkait produk yang dipamerkan dan meminta brosur dan kartu nama kelompok olahan binaan, untuk menjajaki kemungkinan kerjasama pemasaran produk-produk olahan, terutama yang berbahan baku mocaf dan kakao. Termasuk dari perusahaan yang melayani maskapai penerbangan Xpress air yang ingin ada produk olahan Gunungkidul bisa dijadikan ‘suvenir’ untuk penumpang pesawat, yang selama ini hanya bakpia Jogja.