Selama libur lebaran tahun 2023, jumlah kunjungan wisata ke Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan yang signifikan. Catatan Dinas Pariwisata menunjukan sejak tanggal 21 April hingga 30 April setidaknya terdapat 217.490 orang pengunjung.
Jumlah tersebut meningkat tajam, dibandingkan libur lebaran tahun 2022, dimana jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Gunungkidul pada tahun tersebut tercatat sebanyak 154.403 orang.
Tercatat pula kawasan pantai masih mendominasi tingginya kunjungan wisatawan dibandingkan dengan obyek atau destinasi wisata lainnya. Dimana jika dipersentase mencapai 90 persen lebih pengunjung masuk ke kawasan pantai selatan Gunungkidul.
Banyak faktor yang mempengaruhi meningkatnya jumlah kunjungan wisata ke Gunungkidul pada libur lebaran tahun ini. Selain adanya kelonggaran terkait aturan mudik, Masa libur lebaran yang lebih panjang, Juga adanya penambahan spot-spot atau wisata baru.
Menurut Bupati Gunungkidul Sunaryanta, Promosi yang dilakukan serta dibukanya beberapa akses JJLS juga berperan dalam menarik minat kunjungan wisata, karena berhasil mengurai kemacetan di pintu masuk kawasan wisata pantai.
“Terdapat sisi positif dengan dibukanya Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yaitu meratanya kunjungan pengunjung ke destinasi wisata pantai dan terhindarnya pengunjung dari penumpukan kendaraan yang biasanya terjadi di area pintu masuk TPR Utama dan TPR JJLS,” jelas Sunaryanta, Kamis (04/05/2023)
Seiring meningkatnya jumlah kunjungan, PAD dari sektor ini pun juga mengalami peningkatan. Dimana selama libur lenaran ini tercatat Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah sebesar Rp 1.682.258.000,00 dari semua destinasi wisata beretribusi yang dikelola oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul.
Plt Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, Jumlah ini tentunya lebih banyak dibandingkan dengan target yang telah ditentukan oleh pemerintah beberapa waktu lalu.
“Bersyukur baik dari jumlah kunjungan maupun PAD melebihi target yang telah ditentukan. Sebelum lebaran kami mematok kunjungan wisatawan sekitar 185.000 dengan PAD Rp 1,5 miliar,” kata Harry Sukmono.
