Mengenang Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949

Pertemuan Panglima Sudirman dan TNI dengan Sultan HB IX setelah peristiwa Serangan Umum 1 Maret. Dok: wikipedia.

Pertempuran sengit pun tak bisa dihindari dan terjadi hampir di setiap sudut juga ruas jalan yang ada di kota Yogyakarta. Pertempuran demi pertempuran antara tentara Indonesia dan pasukan Belanda berkecamuk dengan dahsyat. Sejarah mencatat, kota Yogyakarta saat itu dikepung oleh gerilyawan TNI dari berbagai penjuru kota. Belanda yang saat itu kurang persiapan merasa terkejut dan tidak bisa memberi perlawanan yang berarti.

Serangan pasukan TNI selama 6 jam tersebut berhasil merebut kembali Ibukota Yogyakarta dari cengkeraman Belanda yang sudah berhasil dipukul mundur itu lalu meninggalkan pos militernya, beberapa kendaraan artileri berat milik tentara Belanda pun dirampas oleh pihak TNI. Tepat pukul 12:00, Letkol Soeharto lalu memerintahkan pasukannya untuk mengosongkan kota, dan kembali ke pangkalan gerilya.

Bacaan Lainnya

Berita serangan TNI ini kemudian menyebar hingga akhirnya sampai ke Washington DC Amerika Serikat. Pada saat itu PBB sedang bersidang dan diikuti oleh perwakilan Indonesia. Dengan serangan umum 1 Maret 1945 ini, Indonesia memiliki posisi yang kuat dalam perundingan dengan Dewan Keamanan PBB.

Kemenangan ini menjadi bukti masih utuhnya kekuatan TNI dan negara Republik Indonesia di mata dunia. Republik Indonesia dan tentara nasionalnya tidak hilang atau pun mati seperti yang selalu dipropagandakan oleh pihak Belanda.
Sebelumnya, pihak Belanda selalu mengklaim bahwa Indonesia sudah tak lagi memiliki kekuatan, dan karenanya Belanda merasa berhak untuk kembali menanamkan kekuatannya.
***
Facebook Comments Box

Pos terkait