Pengen Ternak Kambing Cepat Berkembang Biak dan Bandel Segala Kondisi, Pilihlah Kambing Kacang!

Kambing Kacang, jenis kambing yang berdaya reproduktif tinggi dan adaptif terhadap segala kondisi. Dok: jendelahewan.

Sobat peternak yang budiman, pada artikel sebelumnya kita telah bahas tentang Kambing Kacang, terutama tentang ciri khasnya yang kecil pendek namun memiliki berbagai keistimewaan. Dalam tulisan berikut kita akan bahas secara khusus tentang kambing kacang dan ciri khasnya yang mampu berkembang biak secara cepat dan bandel. Bandel maksudnya kambing ini memiliki daya adaptasi terhadap segala medan dan cuaca. Oya, tulisan ini diadaptasi dari artikel ilmiah di laman BBPKH Cinagara Bogor.

Para ahli berpendapat, kambing kacang (Capra aegagrus hircus) merupakan kambing asli Indonesia. Jenis kambing ini juga ditemukan di Malaysia dan Philipina. Kambing kacang sangat cepat berkembang biak, pada umur 15-16 bulan sudah bisa menghasilkan keturunan. Menurut Pamungkas (2009), kambing kacang cocok sebagai penghasil daging dan kulit, bersifat prolifik, tahan terhadap berbagai kondisi dan mampu beradaptasi dengan baik di berbagai lingkungan yang berbeda termasuk dalam kondisi pemeliharaan yang sangat sederhana.

Bacaan Lainnya

Kambing kacang biasanya memiliki tubuh yang relatif kecil. Pada umumnya kambing kacang memiliki warna bulu tunggal, yakni: putih, hitam dan coklat, adakalanya warna campur dari ketiga warna tersebut. Kambing kacang yang berkelamin jantan maupun betina memiliki tanduk 8-10 cm dan berat tubuh kambing kacang dewasa rata-rata sekitar 17-30 kg (Hendrasworo, 2007). Kambing ini telah beradapatasi dengan lingkungan setempat dan memiliki keunggulan pada tingkat kelahiran ternak kambing adalah 1,57 ekor (Setiadi, 2003). Pada gambar di atas terlihat contoh morfologi dan pola warna tubuh kambing kacang.

Produktivitas hewan ternak bisa ditengarai dari sifat-sifat produksi meliputi bobot lahir, bobot hidup (1-3 bulan), bobot sapih dan pertambahan bobot hidup harian. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan rata-rata berat lahir Kambing Boer 2,94 ± 0,87, Persilangan 2,24±0,37, dan Kambing Kacang 1,86 ± 0,35 kg. Bobot sapih (umur 3 bulan) Kambing Boer 12,89 ± 2,52, Persilangan 10,05 ± 0,87 dan Kambing Kacang 6,81 ± 0,80 kg (Syawal, 2010). Bobot potong, bobot karkas, dan bobot komponen karkas kambing Kacang lebih rendah daripada kambing Peranakan Etawa dan Kejobong jantan pada umur (satu) tahun, tetapi persentase karkas dan komponen karkasnya relatif sama. Meat bone ratio tidak berbeda nyata di antara ketiga bangsa kambing, dengan rata-rata 2,61 (Sumardianto, dkk, 2013).

Tingkat kesuburan kambing kacang relatif tinggi dengan kemampuan hidup dari lahir sampai sapih 79,4 %, sifat profilik anak kembar dua 52,2 %, kembar tiga 2,6 %, dan anak tunggal 44,9 %. Kambing kacang mencapai dewasa kelamin rata-rata umur 307,72 hari,  dan memiliki persentase karkas 44 – 51 %. Rata-rata bobot anak lahir 3.28 kg dan bobot sapih (umum 90 hari) sekitar 10,12 kg (Batubara dkk., 2007). Bobot badan kambing kacang jantan dewasa sebesar 24,7 ± 6,1 kg dan betina sebesar 21,6 ± 5,9 kg (Kementerian Pertanian, 2012). Berdasarkan penelitian Aprilliza dkk (2014), pemberian pakan dengan kadar protein 18,33% dan TDN 65,23% dapat memberikan efek pertambahan berat badan harian kambing kacang seberat 69 gram/ekor/hari. Hasil penelitian Ginting dkk (2003) menunjukkan, pertambahan bobot badan harian kambing kacang dapat mencapai 97 gram/ek/hari dengan nilai FCR sebesar 8,21.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, diketahui bahwa ternak kambing kacang memiliki karakter yang baik dalam beradaptasi dengan iklim di Indonesia, meat bone ratio yang tidak berbeda nyata dengan ternak kambing tipe pedaging lainnya, serta memiliki karakter reproduksi yang baik.

Kambing kacang juga sangat berguna bagi kegiatan pemuliaan ternak kambing. Pemuliaan ternak dengan cara menyilangkan kambing kacang secara turun-temurun dengan bangsa kambing lainya yang memiliki sifat produksi susu atau daging yang lebih tinggi, sehingga dapat menghasilkan bangsa ternak kambing yang dapat berproduksi daging atau susu yang cukup tinggi dengan daya adaptasi yang baik terhadap iklim di Indonesia.

Sebagai contoh dalam pemuliaan ternak adalah adanya Kambing Bangsa Peranakan Etawa sebagai kambing tipe perah yang telah beradaptasi dengan iklim di Indonesia. Kambing Peranakan Etawa merupakan hasil dari persilangan secara turun-temurun antara Kambing Etawa yang berproduksi susu tinggi dengan Kambing Kacang yang mampu beradaptasi dengan lingkungan di Indonesia.

Anggara dkk (2014) menyatakan bahwa, kambing lokal seperti kambing kacang berpotensi untuk dikembangkan, karna kambing kacang adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi.

***

Sumber: Adi Rakhman, Ir., MSi., BBPKH Cinagara: Karakter Performa Produksi dan Adaptasi Kambing Kacang.

Facebook Comments Box

Pos terkait