Sesuai perhitungan kalender Sultan Agungan, malam Tahun Baru Jawa/Saka 1 Sura 1952 Be jatuh pada Selasa Wage (11/9/2018). Menyambut tahun baru Jawa tersebut, ribuan warga Yogyakarta masih setia mengikuti ritual “Tapa Mbisu Mubeng Beteng”.
Sejak pukul 20.00 WIB, ribuan warga bersama dengan para abdi dalem Kraton Yogyakarta telah berkumpul di Kagungan Dalem Ponconiti Kraton Yogyakarta. Para peserta Lampah Budaya bersiap melakukan jalan kaki sejauh 5 kilometer mengitari benteng Kraton Yogyakarta.
Sebelum dilakukan ritual Mubeng Beteng, juga dilakukan gelar Macapatan dan Kenduri Kembul Bujana. Dalam doa Kembul Bujana, Carik Tepas Ndwara Pura, KRT Wijoyo Pamungkas dilakukan doa bersama untuk Republik Indonesia, terutama menjelang tahun politik yang panas.
Ritual menyambut tahun baru Jawa merupakan Laku Prihatin, karena itu rute perjalanannya mengarah ke kiri atau berlawanan arah dengan jarum jam.
Rute yang dilalui dari pelataran Keben – Jl Rotowijayan – Jl Kauman – Jl Agus Salim – Jl Wahid Hasyim – Suryowijayan – Pojok Beteng Kulon – MT Haryono – Plengkung Gading – Pojok Beteng Wetan – Jl Brigjen Katamso- Jl Ibu Ruswo – Alun-alun Utara.
Lampah Budaya yang dilaksannakan tadi malam ternyata tidak hanya diikuti warga Yogyakarta saja, beberapa warga dari Magelang, Purworejo, termasuk beberapa turis asing pun tampak mengikuti ritual ini.
Tepat pada pukul 00.00 WIB, arak-arakan mulai bergerak dari Plataran Keben, Kraton Yogyakarta yang dilepas langsung oleh GKR Mangkubumi.
Ribuan warga pun langsung berjalan mengelilingi benteng Kraton Yogyakarta dengan membisu.