Seputargk.id,– Renungan akhir pekan. Selain sanksi hukum, sanksi sosial itu lebih kejam. Begitu kira-kira nasib seorang Pegawai Negeri Sipil Kepala Bagian Umum di Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan Republik Indonesia bernama Rafael Alun Trisambodo yang menyita perhatian publik minggu ini, setelah vonis Sambo cs.
Seperti kata pepatah lama “sudah jatuh tertimpa tangga pula”. Setelah anaknya Mario Dandy Satrio yang diduga melakukan penganiayaan terhadap anak Pengurus Pusat (PP) GP Ansor Jonathan Latumahina bernama David, yang harus menikmati dinginnya lantai ruang jeruji besi Polres Jakarta.
Dan karena ulah anaknya tersebutlah, besaran harta kekayaan Rafael pun di obrak abrik. Masih mendasar beberapa berita media, beberapa kendaraan mewah yang sering dipamerkan MDS ternyata tidak dilaporkan ke dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang dikelola Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Akibat ulah anaknya tersebut Rafael dicopot jabatanya dan akan menghadapi proses pemeriksaan oleh Irjen untuk mengetahui asal usul kekayaanya yang fantastis tersebut.
Boleh dikata dulu dia dipuja sekarang dicerca dan dicela, nasi sudah menjadi bubur, maka tinggal Rafael mengolahnya menjadi bubur ayam yang menarik dan enak dirasa, mampukah?
Beberapa sumber mengatakan tentang beberapa masalah yang dialami keluarga Rafael, MDS putranya dihadapkan pada kasus hukum dan di keluarkan dari kampus.
Bahkan Keluarga Rafael jadi bahan hujatan dan bullyan masyarakat karena ulah anaknya. Tapi apa lacur, akibat nila setitik rusak susu sebelanga, akibat perilaku yang arogan, tak konfirmasi terlebih dulu sehingga menyebabkan celaka orang lain dah bahkan melanggar hukum maka nasib seluruh keluarga kena imbasnya.
Selain menjadi bullyan, keluarga Rafael juga mengalami berbagai hambatan komunikasi publik, pergaulan, sekolah anaknya yang bisa berakibat suramnya masa depan.
Selain sangsi hukum, mereka juga menerima sangsi sosial, sangsi sisial tidak tertulis memang, dan juga tidak ada proses persidangan namun putusannya amatlah menyakitkan dirasa, vonis social karena penganiayaan, kesewenang-wenangan, arogan, sungguh berita itu telah menjadi menu seluruh rakyat Indonesia mungkin juga menginternasional karena pengaruh media.
Kisah Mario Dandy Satrio dan Rafael ini merupakan peringatan Tuhan buat siapa saja yang melanggar aturan-Nya. Mungkin bukan hanya MDS dan Rafael yang melakukan itu dikalangan keluarga pejabat, tapi Tuhan mengambilnya sebagai sample agar bisa menjadi pelajaran kehidupan buat yang lain.
Dan kita semua bisa mengambil hikmah dari kisah kehidupan ini, semoga. Wassalam.