Teringat Qlue DKI Jakarta

Spanduk Wisata Jeglongan Sewu, kritik terhadap jalan raya yang rusak belum mendapat penanganan. Dok: Slamet Harjo.

Ketika saya masih menjadi anggota DPRD DIY pernah studi tiru ke Pemda DKI tentang smart city-nya yang bagus. Ada satu aplikasi yang populer saat itu yaitu Qlue. Aplikasi Qlue ini sempat menjadi primadona warga Jakarta untuk mengadukan permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar rumah mereka.

Lewat aplikasi itu, mereka bisa melaporkan adanya jalan rusak, selokan mampet, hingga tumpukan sampah agar nanti bisa diatasi petugas terkait dalam waktu singkat. Saat itu sangat-sangat efektif karena mampu memangkas birokrasi yang panjang.

Bacaan Lainnya

Di daerah kita nampaknya belum menerapkan aplikasi semacam yang berbasis IT tersebut. Tak tahu apa masalahnya, karena cctv pun belum banyak terpasang kecuali di perempatan jalan protokol.

Tapi masyarakat di era digital saat ini tak kekurangan akal, ada-ada saja kreatifitas mereka yang perlu diapresiasi. Seperti foto spanduk ini. Sepintas terlihat biasa, namun maknanya sangat dalam. Sebagai pegiat medsos saya apresiasi itu si pembuat ide spanduk. Ini bentuk protes, sindiran kepada pemimpinya tak hanya bupati ya rt, rw, dukuh, lurah penewu, bupati anggota DPRD, tokoh masyarakat dan siapapun mereka yang terlabeli pemimpin.

Karena dengan termuat di medsos, fb, tweet, ig, harapanya pesanya sampai dan akan ada tindak lanjut dari yang berwenang. Dengan tindakannya, minimal ada tanggung jawab moral untuk terus ikut membangun daerah. Menciptakan pembangunan yang merata tak hanya terpusat di ibukota. Daerah pinggiran juga perlu mendapat bagian kue pembangunan, karena mereka pembayar pajak yang taat.

Ayoo terus berikan masukan yang elegan dan tanggung jawab, sebagai bentuk mencintai bumi handayani.

Facebook Comments Box

Pos terkait