Tukang Cukur Kidul Pasar

Tukang Cukur Bapak Tukiman, Kidul Pasar Argosari Wonosari. Foto : Ris/SG

Barbershop  salah satu bisnis yang sedang berkembang untuk saat ini, terutama di kalangan para pengusaha milenial. Disinyalir perkembangan bisnis barbershop ini tidak terlepas dari meningkatnya kebutuhan akan gaya hidup di kalangan pria yang menginginkan penampilan yang trendy dan klimis serta keren. Bukankah trend ini menjadikan sebuah perangsang yang maha dasyat untuk dijadikan peluang bisnis yang menguntungkan. Menggerakkan para milenial yang sejiwa dan terlebih bagi milenial yang memang mempunyai  passion akan lifestyle. Tidak cuma jago atau ahli dalam bidang cukur mencukur rambut untuk yang menjaga barbershop, tapi dalam bisnis ini yang namanya penampilan itu juga perlu diperhatikan, kalau kita berpenampilan menarik apalagi amat sangat stylis pastilah para pelanggan akan gumbira. Bisa dibayangkan betapa cepatnya perkembangan milenial saat ini yang memerlukan penampilan yang up to date, trendy dan necis, jelas ini menjadi salah satu faktor yang membuat makin banyak orang yang terjun di bisnis jasa ini [barbershop].

Saiya ndak akan membicarakan bisnis Barbershop yang sangat aduhai tersebut, namun saiya akan menelusuri sisa-sisa jaman yang mana dari pada tukang cukur manual yang dulu ada di tengah pasar Argosari, jaman berjayanya tukang cukur manual mempunyai dua gaya potongan rambut yang laris manis dipesan oleh para pelanggannya, adapun gaya rambut tersebut adalah gaya potongan rambut model getak dan satu lagi model plontos. Jaman itu ndak mengenal pomade atau minyak rambut yang mahal harganya yang ada cuma minyak rambut Orang-aring atau merek yang lain.

Bacaan Lainnya

Dengan peralatan yang amat sangat sederhana itu menjadi modal untuk jadi tukang cukur adapun peralatan standar yang biasa mereka punyai adalah berupa cermin besar ada juga gunting kodok yang bekerja secara manual dengan mengandalkan kekuatan tangan, ada bedak rita serta pisau cukur yang tajam jadi andalan para tukang cukur jaman dulu.

Ketika saiya ada kesempatan untuk mengabadikan saat mereka bekerja, sayang disayang waktu sudah terlalu sore, jadi para tukang cukur sudah pada kukut, maka dengan diantar temen saiya, kami meluncur ke kidul pasar buat merapat ke lapaknya Bapak Tukiman, kok ndilalah beliau juga bersiap-siap hendak pulang padahal kalau ukuran saiya di nJakardah sana, itungannya ini masih sangat siang wong kiro-kiro baru jam setengah limo. Namun cium tangan sumkem kagem bapak Tukiman, beliau dengan senyum dan keramahannya mengijinkan saiya untuk mengambil beberapa gambar, dengan demikian hal ini menunda barang sebentar beliauh untuk segera pulang ke rumah. Kuciwa, pastilah saiya kuciwa, sebab saiya bermaksud mengabadikan semua peralatan dan juga kepengen mengabadikan saat beliauh beraksi memotong rambut pelanggannya dengan peralatan manual yang ada, wis cen nangsib tidak memihak pada saiya

Dan untuk mengobati rasa kekecewaan saiya yang mana dari pada akhirnya saiya dengan teman saiya NONGSENG alias madyiiaaannn di pojok pasar lor kulon….

Dah gitu aja….

Tertanda : Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

Facebook Comments Box

Pos terkait