Turimanjale: Teknologi Tumpangsari Tanaman Jagung – Kedelai

Kegiatan temu teknis Turimanjale. Foto: RY/DispertanGk.

Turimanjale, apa itu? Ya, Turimanjale adalah singkatan dari Teknologi Tumpangsari Tanaman Jagung dan Keledai. Sebuah cara budi daya tanaman jagung dan kedelai secara selingan dalam satu lahan.

Dalam rangkaa pelaksanaan diseminasi hasil penelitian dan pengkajian Badan Litbang Pertanian Yogyakarta, maka telah dilaksanakan kegiatan Temu Teknis. Salah satu hasil identifikasi kebutuhan teknologi di lapangan, maka telah disepakati bersama bahwa, tahun 2019 Penyuluh Pertanian Kabupaten Gunungkidul membutuhkan inovasi baru tentang Budidaya Turiman Jale.

Bacaan Lainnya

Pada hari Selasa 18 Juni 2019 dilaksanakan kegiatan Temu Teknis antara Penyuluh BPTP Balitbangtan Yogyakarta dan Penyuluh Pertanian ee-Gunungkidul serta petani kooperator dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dengan total peserta sebanyak 63 orang.

Tema Temu Teknis ini adalah OPTIMALISASI LAHAN DENGAN TEKNOLOGI TUMPANGSARI TANAMAN JAGUNG – KEDELAI (TURIMAN JALE).

Temu Teknis  dilakukan dengan kegiatan diskusi dan meninjau demplot Turiman Jale hasil kerjasama BPTP Balitbangtan Yogyakarta dengan SL PHT Jagung oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul pada Kelompok Tani Sido Mulyo, Dusun Jambe, Desa Duwet, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul. Koordinator Pelaksana Demplot TURIMAN JALE Tugimin dan Ir. Retno DW dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menjadi fasilitator diskusi yang diikuti para penyuluh pertanian dan petani kooperator.

Para penyuluh peserta Temu Teknis sepakat untuk melakukan demplot serupa di wilayah kerja masing-masing karena melihat hasilnya yang bagus. Selain mempertahankan populasi jagung seperti pada monokultur, Turiman Jale dapat menambah hasil dari kedelai melalui pengaturan jarak tanam.

Hasil pertanaman pada minggu ke 3 Maret 2019 di lahan kering (jenis tanah grumosol) seluas 4.000 m2 dapat menghasilkan 380 kg kedelai dan 2,8 ton jagung. Peningkatan produksi ini dapat meningkatkan pendapatan petani menjadi lebih dari Rp. 3.000.000,-.

Karena itu tidak heran bila 70% peserta menyatakan cukup yakin sampai sangat yakin bahwa inovasi Turiman Jale ini dapat dikembangkan di wilayah Gunungkidul. (RY/DispertanGk/Bara/Swara).

Facebook Comments Box

Pos terkait