Apa Sih Bedanya Konseling dan Penyuluhan?

Konseling kelompok pada sebuah sekolah. Dok: Counseling Care Indonesia.
Konseling kelompok pada sebuah sekolah. Dok: Counseling Care Indonesia.

Ini cerita jaman sekolah waktu dahulu, apabila seorang siswa dipanggil guru BP (Bimbingan dan Penyuluhan), maka biasanya siswa-siswa lainnya menjadi heboh dan bahkan bisa muncul beragam kasak-kusuk. “Wah, ada apa ini? Kok bisa-bisanya Si A yang anteng-anteng aja sampai dipanggil guru BP, ada masalah apa ya?“. Bisa juga celetukan lainnya, “Rasain lo, akhirnya dipanggil guru BP juga!“, dan ujaran-ujaran lainnya.

Jaman sudah berubah, pada saat ini sudah tidak dikenal lagi istilah guru BP (bimbingan dan penyuluhan). Yang ada adalah guru BK (bimbingan dan konseling). Tugas pokok dan fungsi memang hampir serupa, tetapi ada hal yang sangat mendasar yang berubah, yaitu P diganti dengan K. Penyuluhan diganti dengan Konseling. Apa sih bedanya? Uraian di bawah tentang konseling dan penyuluhan ini akan menjelaskannya.

Namun, masih ada sedikit ganjalan nyata yang ada di lapangan. Apa itu? Ya, itu tadi. Stigma atau pandangan negatif terhadap seputar BK (bimbingan dan konseling) masih belum beranjak dari problema klasik sebagaimana namanya dulu masih disebut BP. Masih ada para siswa atau bahkan juga orang tua murid dan juga masyarakat umum yang berpandangan negatif manakala seorang siswa atau anaknya menghadap guru BK atau dipanggil guru BK. Cap sebagai siswa yang mbeling, nakal, atau siswa yang pasti bermasalah masih dilekatkan padanya.

Sesungguhnya, keberadaan bimbingan dan konseling di suatu sekolah adalah sebagai bagian dari sistem pendukung keberhasilan proses pendidikan di suatu sekolah. Seorang siswa yang berinianif datang menemui guru BK, sesungguhnya adalah siswa yang memahami bahwa dirinya memerlukan “teman curhat” untuk sebuah problematika yang sedang dihadapi. Itu tentu dalam rangka bagaimana agar dirinya mampu mengikuti keseluruhan proses pendidikan di sekolah dengan baik dan lancar. Demikian pula seorang guru BK yang memanggil seorang siswa untuk diajak “ngobrol” sesungguhnya juga dalam kerangka membantu apa yang dipandang perlu demi kesuksesan dan kelancaran dalam bersekolah.

Stigma (Pandangan Negatif) terhadap Konseling dan Penyuluhan

Stigma atau pandangan negatif bahwa siswa yang dipanggil guru BK atau siswa yang secara mandiri datang ke guru BK memang sudah semestinya dihilangkan. Usaha menghilangkan stigma itu tidak mudah sekali gebrak bisa selesai. Karena itu, dengan memahami lebih mendalam apa itu bimbingan, apa itu penyuluhan, apa itu konseling akan dapat mengikis stigma atau pandangan negatif tersebut secara berangsur-angsur.

Dalam ranah umum masyarakat, stigma atau pandangan negatif terhadap konseling dan penyuluhan ini terkadang juga masih ada. Secara sadar atau dalam alam bawah sadar, terkadang masih ada yang menganggap diadakannya penyuluhan tema tertentu di masyarakat karena masyarakat itu masih belum paham sama sekali. Sebaliknya bisa terjadi pandangan negatif apa masyarakat masih perlu diberi penyuluhan?

Stigma untuk konseling yang terjadi juga hampir mirip. Setiap ada anggota masyarakat yang melakukan konseling entah ke tokoh masyarakat, tokoh agama, guru, atau profesional di bidang konseling (konselor, psikolog, psikiater, dan lainnya) juga dipandang negatif sebagai anggota masyarakat yang “sedang bermasalah”.

Untuk mendalami apa sesungguhnya konseling, apa sesungguhnya penyuluhan, dan bagaimana cara pandang yang semestinya, ikuti uraian konseling dan penyuluhan di bawah ini.

Konseling

Konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada individu yang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi klien.

Ciri-ciri pokok konseling adalah sebagai barikut:

  1. Dilakukan oleh seorang konselor yang kompeten dan ahli dalam menangani konflik atau masalah.
  2. Melibatkan dua orang yang saling berinteraksi.
  3. Menggunakan berbagai model interaksi multi dimensional, tidak terbatas pada dimensi verbal saja.
  4. Interaksi antara konselor dan klien berlangsung dalam waktu yang relatif lama dan terarah pada pencapaian tujuan.
  5. Terjadi perubahan tingkah laku klien ke arah yang lebih baik.
  6. Konseling merupakan proses yang dinamis, di mana individu klien dibantu untuk dapat mengembangkan dirinya.
  7. Konseling bersifat pribadi (privacy) dan bersifat rahasia (confidential).
  8. Konseling bersifat formal, professional dan terarah antara konselor dengan konseli.

Penyuluhan

Penyuluhan adalah pemberian penerangan kepada masyarakat (di sekolah: kepada siswa) tentang suatu hal yang dianggap perlu baik bersifat informatif, persuasif, rekreatif atau model gabungan. Ciri-ciri pokok penyuluhan adalah sebagai berikut :

  1. Adanya seorang atau lebih pembicara sebagai narasumber.
  2. Lebih banyak menggunakan komunikasi verbal.
  3. Dapat digabung denagn berbagai kegiatan.
  4. Bersifat umum.
  5. Sasarannya khalayak.
  6. Tidak menuntut khalayak terlibat lebih jauh dalam target penyuluhan, mereka cukup mengetahui informasinya saja.
  7. Bersifat fleksibel dapat dilakukan di mana saja (formal, informal, dalam skala besar maupun kecil).

____

Referensi: Bimbingan dan Penyuluhan Islam UIN Jakarta.

Facebook Comments Box

Pos terkait