Masih ada orang yang sering mengabaikan pentingnya kondisi cuaca. Padahal, kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Ketika ada pengumuman penundaan atau pembatalan keberangkatan penerbangan, masih ada saja penumpang yang menggerutu atau bahkan mengumpat. Itu salah satu contoh yang masih sering dijumpai.
Pernahkah kita berpikir dan mengetahui bahwa ada banyak orang yang di belakang layar yang terus bekerja untuk melakukan peramalan cuaca? Mereka para prakirawan cuaca dengan menggunakan alat perekam cuaca, radar cuaca, sistem pengamatan cuaca di ratusan lokasi, sistem pemodelan komputer, dan peralatan lainnya terus bekerja. Ya, mereka bertanggung jawab untuk banyak kasus menyelamatkan hidup orang yang justru terkadang tidak pernah tahu bahwa hidup mereka dalam situasi marabahaya.
Sejarah mencatat, pada awal abad ke-20, topan menghancurkan Galveston Texas. Untuk saat ini, peristiwa seperti itu hampir tidak dapat terjadi tanpa terlebih dahulu diramalkan. Ya, perincian yang tepat tentang di mana pusat badai akan dilewati selalu mengundang keraguan dan perdebatan, tetapi lintasan umumnya hampir selalu dapat dikenali, dan hampir tidak mungkin keberadaan badai tidak terdeteksi.
Ayo kita renungkan, kapan terakhir kali kita pergi dengan penerbangan. Apakah kita mati dalam turbulensi parah atau dalam badai ganas? Apakah angin sakal yang tak terduga menghalangi pesawat yang kita terbangi menyeberangi lautan, sehingga menabrak laut?
Pasti tidak. Pesawat hampir tidak pernah memiliki masalah cuaca serius yang tidak dapat mereka hindari. Hal ini karena prakiraan cuaca dan sistem pengamatan mampu memberikan informasi kepada awak pesawat dan petugas navigasi penerbangana bahaya apa yang ada di depan mereka, dan membantu mereka mengidentifikasi rute yang lebih baik.
Paul H Harder PhD, pakar meterorologi dan statistik dari Texas A&M University menuliskan pengalamannya. “Saya menghadiri pertemuan tahunan 2018 American Meteorological Society, seorang pembicara tamu khusus memberikan pidato utama untuk seluruh konferensi. Dan titik utamanya adalah, bahwa kita menyelamatkan nyawa.”
Tanpa bermaksud menyindir secara kasar, sang pembicara tamu tersebut berujar, bahwa bahwa orang-orang seharusnya mendatangi kami di jalan dan berkata, “Terima kasih karena telah menyelamatkan hidupku.”
Apa yang dikatakan pembicara tersebut benar, meskipun hampir tidak ada yang akan mendatangi dan mengatakannya. Dan bagi para petugas yang berdinas, hal tersebut memang tidak menjadi masalah.
***
