Petani tradisional dalam melakukan pemberian tanda atau batas lahan pertaniannya menggunakan istilah ini. Galengan atau dalam bahasa Indonesia disebut pematang. Dalam fungsinya, galengan selain sebagai pembatas wilayah lahan juga digunakan sebagai jalan setapak menuju satu lahan ke lahan lainnya.
Galengan atau pematang oleh para petani dibuat dari tanah yang dibentuk lebih tinggi dari permukaan tanah lahan garapannya dan memanjang sepanjang lahan miliknya. Sebagai pembatas antara lahan satu dengan lainnya, galengan juga merupakan infrastruktur penting dalam pertanian.
Khususnya pada lahan tadah hujan, galengan digunakan sebagai sarana untuk menjalankan program tumpang sari. Tanaman tumpangsari seperti suket gajah atau gajahan, pohon turi dan lainnya ditanam di bibir galengan. Selain berfungsi memperjelas batas lahan, tanaman-tanaman yang ditanam di bibir galengan bisa semakin memperkokoh kontruksi galengan itu sendiri.
Pada lahan persawahan yang notabene memiliki suplai air yang cukup, galengan atau pematang juga berfungsi untuk membendung air sekaligus mengatur ketinggian air yang layak dikonsumsi oleh tanaman yang ditanam di lahan tersebut.
Di beberapa tempat galengan juga dibuat menggunakan batu seperti pondasi atau talud. Tentu selain memiliki fungsi yang sama dengan galengan yang dibuat dari tanah, galengan atau pematang yang menggunakan bebatuan akan nampak lebih kokoh dan kuat.
Galengan atau pematang ini juga berungsi sebagai pondasi batas atau pagar antara lahan satu dengan lahan lainnya.
Salam Tani.