Kalau bicara masalah tanaman, biasanya kita langsung membayangkan kebun di lahan yang luas. Tetapi tidak demikian dengan tanaman hias. Tanaman hias digunakan untuk membuat sebuah rumah menjadi cantik, indah dan menarik.
Tingginya peminat tanaman hias membuat bisnis ini semakin menjanjikan. Bagi yang menyukai tanaman hias tidak ada salahnya mencoba bisnis ini. Sebuah hobi yang dapat dikembangkan untuk menambah penghasilan. Hanya saja dibutuhkan kesabaran, ketelatenan, juga keuletan dalam pengelolaannya.
Salah satunya adalah tetanggaku, Yanti, seorang ibu dengan dua anak. Di sela-sela kesibukannya, ia selalu menyempatkan diri menanam tanaman hias agar rumahnya terlihat indah dan menarik. Suatu hari Yanti, iseng-iseng membeli sepaket sukulen secara online.
Beberapa hari kemudian paket pesanan sudah diterimanya. Dengan semangat 45, ia mulai membuka dan menanamnya. Jari-jemarinya mulai menari diatas media tanam dengan terampil. Setelah selesai, ia senang sekali melihat hasil pekerjaannya 10 pot kecil sukulen yang cantik dan unik.
Jepret… jepret… dengan cekatan ia memotret dan mengunggah ke facebook dan status whatshappnya. Tanpa diduga, belum sampai setengah hari sukulennya habis dipesan teman-temannya. Setelah semuanya laku terjual ia mendapatkan keuntungan yang lumayan. Mulai saat itulah Yanti menekuni hobinya dengan merubah tujuan dari sekedar suka menjadi sebuah usaha.
Sukulen adalah tanaman kecil seperti kaktus. Secara fisik, sukulen mempunyai kelopak seperti daun. Sementara kaktus mengganti jaringan daun dalam bentuk duri. Jadi semua kaktus adalah tanaman sukulen. Namun tidak semua sukulen adalah kaktus. Bentuk dan ukurannya hanya kecil oleh karena itu sukulen tidak memerlukan banyak tempat.
Pagi ini ketika saya baru “dhedhe”di halaman, melihat Yanti sedang melakukan sesuatu. Penulis segera mendekati dan menyapa, “Sedang apa Mbak?”
Ia menengadahkan wajahnya melihatku “Nembe mrencakke aglonema Buk,” jawabnya gapyak. Ia memang terkenal orang yang ramah, supel dan ringan tangan.
Selain sukulen aglonema juga termasuk yang laris diburu pembeli. Aglonema adalah tanaman hias daun dalam rumah. Orang Gunungkidul biasanya menyebut aglonema sebagai Sri Rejeki, karena warnanya yang cantik.
Sambil tangannya uthik dengan aglonema, ia bercerita bahwa selama Covid-9 ini omsetnya turun, tetapi masih bisa digunakan untuk membelikan paketan pulsa serta jajan anak-anaknya selama mereka belajar dirumah karena situasi ini. Dihitung-hitung hasilnya tetap lumayan dari pada menganggur.
“Alhamdulillah, kathah kirang-sekedik cekap,” katanya menutup pembicaraan.
Memang betul, demikianlah adanya. Rezeki sudah ada yang ngatur, sudah tertakar, dan tidak akan tertukar, namun sebagai manusia wajib berusaha serta tetap berikhtiar sekuat tenaga. Karena sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib seseorang apabila ia tidak berusaha merubah nasibnya sendiri.
Huallahualam bishawab.