Garengpung Sudah Mengeluarkan Bunyi, Pertanda Memasuki Kemarau?

Garengpung atau tonggeret. Dok: Pixabay.

Kemarin pagi tiba-tiba terdengar nyaring suara garengpung. Simbok pun berujar, “Wah iki wis tandhane arep mlebu mangsa ketiga.” Saya bisa merasakan getar kecemasan simbok. Rumpun tanaman padi dan kacang di ladang kidul ngomah belum semuanya dipanen. Eh… tiba-tiba terdengar lengkingan suara garengpung dari belakang rumah. Ini tanda-tanda alam bahwa musim hujan bakal berakhir.

Garengpung adalah sejenis serangga. Di berbagai daerah memiliki penyebutan sendiri untuk serangga bernama latin Cicadidae ini. Ada yang menamakan tonggaret, tongkeret, njengeret,oyer-oyer, juga iweng-iweng.

Bacaan Lainnya

Suara nyaring garengpung biasanya muncul pada musim pancaroba. Muncul ketika perubahan musim hujan ke kemarau, atau sebaliknya dari musim kemarau ke musim hujan. Karena itu, para petani tradisional menengarai bakal segera terjadi perubahan musim ketika terdengar bunyi nyaring garengpung dari rimbun pepohonan di sekitar rumah.

Kemunculan suara garangpung kemarin sore jelas membuat simbok gusar. Ia segera memerintahkan anak-anaknya untuk sesegera mungkin menuntaskan ngerit pari. Segera merampungkan mbedhol kacang, meskipun biji kacang tanahnya belum saatnya untuk benar-benar siap dipanen.

Bagaimana lagi. Daripada nanti nambah ongkos panen kacang harus beli air dengan truk tangki, lebih baik segera cepat-cepat memanen padi juga memanen kacang tanah. Beginilah risiko berolah tani.

Namun, orang Jawa terbiasa belajar mensyukuri keadaan, dibandingkan kebiasan menggerutu. Untung masih diberi sehat, untung masih diberi waktu. Untung ijih diparingi panenan buat jagan sangu anak putu yen tilik ngomah.

***

 

Facebook Comments Box

Pos terkait