Hari Air Sedunia: Apa Iya Gunungkidul Turah-turah Banyu?

Antrian pembagian air bersih saat kemarau di wilayah selatan Gunungkidul. Swara/Kandar.

Hari Air Sedunia apa-apan sih? Kayak kurang kerjaan saja! “Mreneo le, mengko tak brebes-brebeske neng kali nek kowe ora percaya Gunungkidul kui turah-turah banyu!” Sering terdengar ungkapan tidak terima ketika ada orang yang berkata wilayah Gunungkidul itu kesulitan air.

Benarkah Gunungkidul itu sebenarnya berlimpah air? Sebaliknya, apa iya wilayah Gunungkidul itu masih kesulitan air? Ada baiknya sejenak kita mengingat kembali, betapa kesulitan mendapatkan air itu pernah terjadi ketika belum dilakukan pengangkatan sumber air sungai bawah tanah di Gunungkidul.

Bacaan Lainnya

Diakui atau tidak, air sesungguhnya masih tetap menjadi permasalahan utama di mana saja, termasuk di wilayah Gunungkidul yang memiliki kerentanan problematika air apabila tidak bijak dalam pengelolaan dan pemanfaatannya. Karena itu, sekali lagi, menjadi sangat penting untuk kembali mengingat dan merenungkan potensi dan permasalahan air di peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada hari ini, 22 Maret 2018.

Newsweek edisi 21 Maret 2018 melaporkan, tema peringatan Hari Air Sedunia pada tahun ini adalah “Alam untuk Air”. Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang menyelenggarakan Hari Air Sedunia setiap tahunnya melontarkan pertanyaan untuk direnungkan bersama, “Bagaimana kita bisa mengurangi banjir, kekeringan dan polusi air?”

“Dengan menggunakan solusi yang sudah kita temukan di alam. Solusi berbasis alam memiliki potensi untuk memecahkan banyak tantangan air kita,” kata situs World Water Day.

Pada tahun 2015, PBB menyetujui 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang akan dicapai pada tahun 2030 yang akan memperbaiki dunia tempat kita tinggal. Salah satunya, negara berkomitmen untuk memastikan akses terhadap air dan sanitasi untuk semua orang.
Facebook Comments Box

Pos terkait