Jenis Domba yang Biasa Diternakkan di Indonesia

Domba, ruminansia yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Dok: Mediatani.

Ada beragam jenis domba yang telah dibudidayakan dan tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Karena itu, bagi yang baru pertama kali ingin beternak domba perlu mengenal jenis-jenis domba yang cocok untuk diternakkan. Untuk membantu memilih domba ternak yang tepat, berikut ini akan dipaparkan 7 jenis domba di Indonesia yang potensial untuk diternakkan di Indonesia.

Pemilihan jenis domba yang tepat untuk diternakkan sesuai dengan kondisi lingkungan di Indonesia menjadi langkah penting bagi para peternak. Berikut adalah tujuh jenis domba yang cocok untuk diternakkan, berikutt dengan karakteristiknya masing-masing:

Bacaan Lainnya

1. Domba Garut

Domba Garut dikenal sebagai “domba Priangan”. Ras ini berasal dari Garut, Jawa Barat. Domba Garut adalah hasil persilangan antara beberapa jenis domba lokal. Proses pengembangbiakannya sendiri telah dimulai sejak akhir abad ke-19 hingga awal abad ke-20 di Jawa Barat. Domba ini memiliki adaptasi yang baik terhadap lingkungan lokal. Dikenal sebagai domba aduan. Domba Garut juga dapat diternakkan untuk daging dan kulitnya. Bobotnya bisa mencapai 50-80 kg, menjadikannya pilihan yang populer di kalangan peternak.

2. Domba Gembel

Domba Gembel, atau dikenal dengan nama domba ekor tipis, merupakan jenis domba lokal yang banyak diternakkan di Indonesia. Ciri khasnya adalah bulu yang keriting dan agak panjang, serta tinggi tubuh sekitar 60 cm. Domba ini memiliki tingkat adaptasi yang tinggi dan sering menjadi pilihan utama peternak.

3. Domba Ekor Tebal

Jenis domba ini juga dikenal dengan nama domba Gibas atau Kibas karena ekornya yang tebal seperti sedang mengibas. Domba Gibas cukup lazim diternakkan di wilayah Indonesia Timur dan sering disebut domba Donggala di beberapa daerah. Dengan bobot rata-rata mencapai 50-60 kg dan tingginya antara 50-60 cm, domba ini memiliki tubuh yang berisi dan merupakan pilihan yang baik untuk budidaya di berbagai kondisi lingkungan. Selain dijadikan hewan ternak, domba ini sering dijadikan hewan kurban di beberapa tempat.

4. Domba Texel

Domba Texel berasal dari Belanda. Namun demikian, jenis domba ini telah beradaptasi dengan baik di Indonesia. Salah satu tempat di Indonesia yang menghasilkan domba Texel berkualitas adalah Wonosobo. Dengan ukuran tubuh yang besar, mencapai 80-100 kg, domba Texel juga dikenal sebagai penghasil bulu dan kulit berkualitas tinggi untuk beragam keperluan. Keunggulan adaptasinya menjadikannya domba yang cocok untuk budidaya di berbagai daerah.

5. Domba Merino

Domba Merino, awalnya berasal dari Australia, telah sukses diaklimatisasi di beberapa wilayah Indonesia. Ras ini terkenal dengan produksi wol berkualitas tinggi dan pertumbuhan yang cepat. Domba Merino juga dikenal memiliki adaptasi yang baik terhadap iklim yang berbeda. Umumnya, bobot yang dimiliki oleh pejantannya mampu mencapai 70 kg, sementara bobot betinanya hanya mencapai 40 kg.

6. Domba Suffolk

Domba Suffolk yang berasal dari Inggris ini juga telah berhasil diaklimatisasi di Indonesia. Dengan tubuh yang besar dan tingkat pertumbuhan yang cepat, domba ini menjadi pilihan yang baik untuk program pemuliaan yang mengutamakan kualitas daging.

7. Domba Dorper

Domba Dorper, yang pertama kali dikembangkan di Afrika Selatan, merupakan ras domba penghasil daging dengan pertumbuhan yang cepat. Persilangan antara domba Black Head Persian dan domba Dorset menjadikan Domba Dorper unggul dalam adaptasi, produktivitas, dan pertumbuhan.

8. Domba Awassi

Domba Awassi, yang pertama kali dikembangkan di Gurun Suriah, merupakan ras domba penghasil daging, susu dan wool dengan ciri khas badan tinggi, telinga terkulai dan bertanduk serta pertumbuhan yang cepat. Domba Awassi sangat bertoleransi terhadap cuaca panas dan sumber makanan yang minim serta tahan terhadap berbagai macam penyakit dan parasit sehingga mudah dalam adaptasi, produktivitas, dan pertumbuhan.

9. Domba Van Rooy

Domba Van Rooy dikenal sebagai Van Rooy White Persian. Ras ini merupakan domba domestik asli Afrika Selatan. Pertama kali dikembangkan pada tahun 1906 oleh (dan dinamai untuk) JC van Rooy, seorang Senator Afrika Selatan. Van Rooy adalah persilangan antara domba asli Ronderib Afrikaner dan Rambouillets. Jenis domba ini memiliki ekor gemuk dan juga domba rambut, tidak membutuhan untuk mencukur, bentuk telinga terkulai, dan seluruh warna tubuhnya putih. Domba ini dikenal sebagai domba produksi daging, dan sangat cocok untuk iklim kering.

Pada tahun 1998, embrio Van Rooy pertama diimpor ke Australia. Domba jantan ras ini telah digunakan sebagai pejantan dasar dalam program peningkatan White Dorper, juga berkontribusi pada pengembangan ras domba Australian White Australia.

***

Referensi: dombadorsip.com

Facebook Comments Box

Pos terkait