Kenali Microsleep: Jangan Paksa Terus Mengemudi Kendaraan

Perjalanan jarak jauh seperti mudik saat lebaran butuh stamina yang fit. Swara/KH.
Mengemudi jarak jauh seperti saat mudik lebaran butuh stamina yang fit. Swara/KH.

Pernahkah Anda dalam sekejap tiba-tiba tertidur dan kehilangan kontrol meskipun mata tetap melotot sewaktu mengemudi mobil atau motor? Itulah kondisi yang disebut sebagai microsleep. Kondisi yang sesungguhnya sangat berisiko kecelakaan. Karena pada waktu sekejap itu seseorang benar-benar kehilangan kontrol terhadap kondisi tubuhnya baik fisik maupun pikiran.

Salah satu dampak dari kekurangan waktu tidur adalah rasa lelah atau mengantuk di luar waktu istirahat. Saat hal ini terjadi, otak masih merasakan kelelahan, namun tetap bertahan agar kita tetap terjaga. Akibatnya kita dapat mengalami microsleep atau tertidur secara tiba-tiba namun hanya dalam waktu yang sangat singkat.

Bacaan Lainnya

Apa itu Microsleep?

Microsleep tidak seperti tidur biasa, karena microsleep adalah suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk. Kejadian microsleep pada umumnya hanya berlangsung sekitar satu detik hingga dua menit, namun durasi tersebut dapat bertambah lama jika seseorang benar-benar memasuki kondisi tidur.

Microsleep sering terjadi saat seseorang melakukan pekerjaan yang monoton, seperti berkendara atau menatap layar dalam waktu yang lama. Seseorang yang mengalami microsleep tidak menyadari jika dirinya tertidur atau akan memasuki kondisi tidur, kondisi ini juga dapat terjadi dengan mata terbuka dengan pandangan kosong. Microsleep juga ditandai dengan gerakan kepala seperti mengangguk dan mengedipkan mata yang terlalu sering, serta tidak dapat mengingat hal yang terjadi satu pada beberapa menit sebelumnya. Setelah tertidur, seseorang yang mengalami microsleep sering terbangun dengan perasaan lebih segar dalam waktu yang singkat.

Apa yang Sesungguhnya Terjadi?

Secara sederhana, microsleep terjadi karena otak memasuki kondisi istirahat atau tidur saat tubuh masih beraktivitas dalam kondisi terjaga. Hal ini disebabkan otak tidak dapat bertahan di antara rasa lelah dan kondisi terjaga. Meskipun demikian, tidak semua bagian otak tertidur.

Suatu studi menemukan bahwa gejala microsleep diakibatkan berkurangnya aktivitas otak bagian thalamus yang berperan dalam meneruskan respon ke bagian anggota gerak. Thalamus juga berperan dalam mengatur mekanisme tertidur sehingga adanya penurunan aktivitas dapat dengan mudah membuat seseorang tertidur.

Di sisi lain, bagian otak yang memproses stimulus dari saraf tetap bekerja dan mengalami peningkatan aktivitas sehingga menyebabkan lobus parietal otak menjadi bagian utama untuk mengembalikan kesadaran.

Microsleep dapat Menyebabkan Kecelakaan

Dalam keadaan normal, otak dapat menangkap dan memproses berbagai stimulus, sedangkan jika mengalami kelelahan terjadi pemurunan konsentrasi sehingga fungsi ini menjadi lebih terbatas terhadap stimulus yang lebih kuat. Itulah sebabnya pekerjaan yang monoton akan lebih mungkin menimbulkan rasa kantuk terutama saat kekurangan waktu tidur.

Hal ini tentu saja akan sangat berbahaya saat kita kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan karena tidak dapat mengontrol arah dan laju kendaraan. Pada kenyataanya, tertidur saat sedang berkendara adalah penyebab umum kecelakaan lalu lintas. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh kondisi otak saat kekurangan tidur yang menyebabkan seseorang menjadi lebih tidak sabaran, sulit mengambil keputusan dan menurunkan kemampuan dalam beraktivitas.

Tidak hanya merugikan secara finansial, kecelakaan akibat mengantuk sering kali menyebabkan kematian banyak orang. Fenomena microsleep sendiri pernah tercatat sebagai penyebab utama human error pada tragedi di dunia pada tahun 1980-an, di antaranya ledakan nuklir di Chernobyl, kebocoran minyak kapal Exxon Valdez di Alaska, dan tragedi pesawat luar angkasa NASA.

Faktor-faktor yang Menyebabkan Microsleep

Tidak semua rasa kantuk menyebabkan seseorang mengalami microsleep, namun terdapat beberapa hal meningkatkan risiko Anda mengalami microsleep:

  • Gangguan tidur – penurunan kinerja otak pada siang hari dapat disebabkan gangguan tidur yang menurunkan kuantitas dan kualitas waktu tidur seperti insomnia dan sleep apnea.
  • Memiliki utang tidur – pada umumnya waktu tidur malam yang kurang dari 6 jam menyebabkan Anda memiliki hutang tidur dan hal ini dapat terakumulasi sebelum Anda tertidur sesuai dengan jam tidur yang kurang. Banyaknya hutang tidur akan meningkatkan risiko mengalami microsleep sewaktu-waktu.
  • Kerja shift malam – tidak hanya mengurangi waktu tidur, pola kerja shift juga memicu pergeseran waktu tidur.
  • Pengobatan – mengantuk adalah efek samping yang umum dalam beberapa pengobatan dan dapat memperburuk rasa kantuk saat Anda juga kekurangan waktu tidur.

Yang perlu Dilakukan untuk Menghindari Microsleeps

Beberapa hal untuk menghindari microsleeps terutama saat jika Anda sedang atau akan berkendara:

  • Microsleeps dapat dihindari dengan memenuhi kebutuhan waktu tidur 7-9 jam, berhati-hatilah jika Anda hanya tidur kurang dari 6 jam saat malam hari.
  • Saat merasa lelah atau mengantuk segera berhenti dan gunakan waktu untuk tertidur sejenak, jika Anda sedang berkendara jarak jauh beristirahatlah setiap 1-2 jam sekali.
  • Konsumsi kopi namun beri jarak waktu sebelum mengemudi, pada umumnya kopi memberikan efek 30 menit setelah dikonsumsi.
  • Lakukan aktivitas yang membuat Anda tetap terjaga seperti mengobrol saat berkendara atau gunakan jenis transportasi umum yang memungkinkan Anda untuk berjalan dan berdiri.

***

Referensi: Hellosehat.

Facebook Comments Box

Pos terkait