Mengenal Lintang Luku

Lintang Luku atau Gugusan Bintang Orion. Foto: Maskurmambang.com.

Masyarakat Jawa mengenal Lintang Luku atau Lintang Waluku sebagai patokan untuk menandai arah atau kiblat utara-selatan dan timur-barat. Selain itu, bagi para petani tradisional Gunungkidul, posisi Lintang Luku yang berada di tengah atau di atas langit pada malam hari menunjukkan bahwa telah datang musim untuk segera mulai menamam benih pertanian di lahan pertanian tadah hujannya.

Kepopuleran Lintang Luku dalam khasanah masyarakat Jawa juga dapat tergambar dalam penggalan tembang Nyidhamsari karya Anjarany sebagai berikut: “Sineksen lintange luku, semono janji prasetyaning ati. Tansah kumanthil ing netra rinasa, krasa rasaning ndriya”.

Seseorang yang sedang jatuh cinta pun mengakui, bahwa lintang luku yang setia muncul di malam hari pun menjadi saksi janji setia kepada kekasih hatinya.

Lintang Luku dalam ilmu astronomi dikenal sebagai rasi Orion. Ketika kita mengamati langit malam di arah timur, akan kita dapati sebuah rasi bintang yang cukup besar. Dengan 4 bintang membentuk kotak dan 1 deret berisi 3 bintang di tengahnya, lalu ada deret bintang yang kurang terang tegak lurus dengan 3 bintang tadi. Itulah gugusan bintang dengan nama Orion.

Orion adalah bahasa Yunani yang artinya pemburu. Nah, mengapa dalam astronomi tradisional kenapa rasi bintang ini disebut Lintang Luku? Bukankah Luku atau Waluku adalah bajak? Iya, bajak alat pertanian untuk membongkar dan membalik tanah permukaan lahan pertanian.

Iya, bagaimana menginterpretasikan konstelasi bintang di langit sangat bergantung dengan imajinasi antara masyarakat Yunani kuno dengan masyarakat Jawa di masa lalu. Yang tidak boleh dilupakan, perbedaan imajinasi juga sangat bergantung di mana posisi geografis masyarakat Yunani Kuno di belahan bumi utara khatulistiwa dengan masyarakat Jawa yang termasuk di zone khatulistiwa.

Facebook Comments Box

Pos terkait