Selalu Ada Pilihan

Penjaja makanan kalilima pinggir jalan, pembawa berkah makanan murah meriah. Dok: Tugi.

Hidup memang penuh warna. Demikian ucap banyak orang. Benar memang, aneka warna peristiwa dan situasi senantiasa menghadiri hari-hari kehidupan. Ada yang kemarin bersedih, kemudiaan hari ini penuh keceriaan. Ada yang kemarin penuh keceriaan, namun hari ini menjadi bersedih karena bermacam hal.

Ada yang kemarin ceria, hari ini ceria, besok juga optimis ceria, pokoknya always ceria karena memang dari trah keluarga yang lahir batin hidup penuh keceriaan. Tak jarang pula, ada yang kemarin bersedih, hari ini bersedih, dan besok tidak tahu mesti bagaimana.

Hidup memang penuh warna. Dulu-dulu bisanya makan nasi plus lauknya sambal paling pol mencicipi mie ayam atau indomi telur, tetapi bisa jadi sekarang saben hari menikmati lunch di salah satu resto Flavour Bliss Alam Sutera, lantas dinner-nya di Tamani Cafe Gading Serpong atau nguliner di Teras Kota BSD. Rasanya memang tidak ada yang bisa membuat proyeksi alur kehidupan seseorang.

Hidup memang penuh warna. Saya jadi teringat Yanto, seorang kawan dari kampung yang dulu ikut membantu paklek jualan warung lesehan di Jalan Solo. Ia penceria meski berasal dari keluarga pejuang kehidupan yang tidak ringan. Ia pernah nyeletuk guyon di tengah-tengah aktivitas keseharian “mbetheti” ayam kampung, burung puyuh, dan burung dara.

“Mas, yen Bapak X itu memang orang tua dan mbah-mbahnya itu sudah galgendhu dari sono-nya, kalau makan bareng-bareng yang dirembug pasti sekarang makan di restoran sini, terus besok kita makan di mana gitu ya?” ujarnya. “Maksudmu bagaimana?” tanyaku.

Lantas ia memberi penjelasan, “Gini mas, kalau seperti saya dan bapak simbok, yang biasa dirembuk hari ini kita sudah makan liwetan beras terakhir, lha besok makan apa itu ya tergantung besok ada nggak orang yang ngasih kerjaan ke bapak simbok.”

Pembicaraan saya dan Yanto ternyata ada yang nguping, Lek Sutris menimpali, “Ya, sing penting ora melu-melu hari ini saya makan si A, ayo besok kita mau makan siapa?”

Hidup memang penuh warna. Ada beragam berkah dan juga beragam kesulitan hadir menjumpai setiap orang atau keluarga. Berbagai kemudahan dan dan juga kenikmatan nampaknya bisa terlukiskan layaknya beragam pilihan warung makan yang tersaji untuk memenuhi lapar dan dahaga.

Ada kelas restoran sajian khas makanan Nusantara, Timur Tengah, Barat, Jepang, Korea, juga Oriental di berbagai mal dan restoran yang tak pernah sepi pengunjung. Demikian pula bertebaran aneka “restoran” mulai dari warung padang murah, warung Tegal, warung mie burjo Kuningan, warung angkringan, gerobak mie ayam, gerobak gado-gado, gerobak batagor bandung, dan sebagainya yang juga tak pernah sepi dari penikmatnya.

Matur nuwun Gusti. Engkau telah menghadirkan malaikatMu. Mereka, bakul warteg, bakul mie ayam, bakul gado-gado, penjaja batagor, dan kawan-kawannya itulah yang telah Kau utus memampukan kami merayakan hidup. Dari kelegaan satu ke kelegaan berikutnya, dari kesesakan demi kesesakan yang boleh dijalani dengan selamat.

Facebook Comments Box

Pos terkait