The Power of Kebaya

Hobby motret model. Foto: Ris.

SEPUTARGK.ID – Jan-jannya aku milih judul itu hanya untuk gagah-gagahan saja. Ha wong sebenarnya aku ya gur kere hore yang senang dengan dunia photografi. Critane baru saja aku naik dikit yang tadinya pegang kamera dengan angka seri sebanyak 3 digit menjadi seri kamera dengan angka 2 digit. Ha lak gur sithik buanget to kenaikannya?

Seperti yang aku katakan di atas, ya gur kere hore neh. Nah, setelah sukses,…. Jiaaahhh nggaya men, dengan konsep Srikandi, critane aku keterusan seneng motrek yang tematik. Kali ini setelah berdiskusi selama berhari-hari dengan model yang dengan suka rela mau aku potrek, maka kami bersepakat untuk membuat konsep BERKEBAYA.

Kenapa aku dan dede model memilih ini? Aku sendiri tidak tahu, pokoknya kalau aku pulang kampung, dede model dalam hal ini Mba Messa minta disotrek dalam balutan KEBAYA MODERN. Untuk lokasi pemotretnya di Tahura Mbunder, maka tanpa survey lokasi tanpa melihat dulu lokasi untuk pemotretan maka aku iyain aja. Tandangi sik, piker mburi batin aku berkata.

Maka waktu yang dijanjikan telah tiba, aku janjian dengan Mba Messa untuk ketemu di lokasi tempat rias, tepatnya di MENIK JHONY SALON yang beralamat di Kepek II. Kalau dari perempatan RSUD lurus ngulon arah ke pasar burung, dan sebelum pasar burung, salon Mba MENIK ada di sebelah kiri jalan atau pas di depannya atau di sebrangnya Cabang Sate Kambing Pak Turut yang ngehit itu. O ia, di area situ juga ada kopat tahu yang uhuuiiiii loh, jadi inget waktu aku hunting kuliner daerah situ.

Nah kembali ke janjian di Salon Mba Menik ya. Aku malah dadi nglantur to jadinya. Nah tanpa banyak babibu, aku sepakat dengan harga sewa baju berikut rias dede model. Setelah itu dengan amat sangat cekatan Mba Menik merias dede model, tidak memerlukan waktu yang lama kelar sudah riasan dede model dalam hal ini Mba Messa yang asli dari Bintaos, Tepus, Gunungkidul.

Namun baru kami sadari, bahwa kami tidak menyiapkan mobil untuk mbawa dede model ke Tahura guna pengambilan gambar. Rencana akan kami bawa dengan motor untuk menuju ke Tahura.

“Wahhh…. ambyar mas kalau pakai Onda ke Tahuranya,” kata Mba Menik.

“Ha…? Dos pundi malih Mba? Mboten gadah oto jew kita ini,” jawab aku singkat.

Kok ndilalah saking bejane wong yang baik dan soleh, Mba Menik ada job ngerias ketoprak di daerah Putat, Patuk, Gunungkidul. Dengan sangat hangatnya, beliau menawarkan untuk nunut saja sampai di Tahura. Maka dengan tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, aku langsung mantuk-mantuk tanda setuju. Maka dede model akoh nunut mobil Mba Menik, dan aku naik Onda mengikuti di belakangnya.

Singkat kata, pengambilan gambar sukses dan sampai dengan pengambilan gambar selesai tidak ada aral melintang. Kok ndilalah ada keuntungan lagi dan lagi, kembali lagi bejane anak soleh kali yak. Selesai pengambilan gambar, eee…..Mba Menik selesai juga meriasnya, maka pulangnya kembali dede model aku nunutkan pada mobil beliau.

Dalam hal ini, aku mau mengucapken terima kasih walau amat sangat terlambat. Pertama sama dede model dalam hal ini Mba Messa yang mau suka rela aku potrek dengan tema THE POWER OF KEBAYA. Yang kedua dan banyak banyak matur nuwun tentu saja sama Mba Menik yang telah merias dede model dan juga memberikan tumpangan mobilnya. Dan aku amat sangat merekomendasikan Salon Mba Menik untuk urusan tata rias, salon dan lain-lain. Nah untuk alamatte nda lupa to Kepek II deket sama pasar burung.

Dah ya….. Sekian dulu suka duka wong kere hore sing seneng motrek. Khan di atas saya bilang, depannya Salon mba Menik adalah Cabang Sate Kambing Turut, tanpa buang-buang waktu aku njuk madiiiaaannnng nanjakke le nongseng…..

Tertanda: Penggemar Tongseng Pasar Argosari.

***

Facebook Comments Box

Pos terkait