Warung Mie Ayam Miliki Pojok Literasi

Pojok Baca pada sebuah warung mie ayam di daerah Playen. Foto: Ninik.

Hari Minggu lalu menjadi hari yang romantis. Bagaimana tidak dari pagi pukul 05.00 sudah gerimis. Padahal ada agenda kajian Ahad pagi. Untunglah Pak Jo bersedia mengantar.

Cusss…. 05.25 kami melesat tanpa jas hujan. Wow…..brrr…. dingin menusuk tulang belulang. Tangan yang melingkar di perutnya yang buncit kupererat. Sepuluh menit kemudian kami sampai ditujuan tanpa basah kuyup.

Bacaan Lainnya

Alhamdulillah mungkin karena hujan, kajian yang awalnya dijadwalkan pukul 05.30 baru dimulai pukul 06.00. Sejam berlalu tanpa terasa. Kami mengikuti acara tersebut dengan penuh hikmad. Karena ini adalah kegiatan pertama setelah lama libur pandemi Covid-19.

Sepulang kajian, kami ambil jalan memutar dengan maksud mencari sarapan. Namun tidak menemukan tempat yang cocok. Mungkin kepagian. Akhirnya memilih pulang dahulu.

Pukul 10.00 WIB, Pak Jo mengajak membeli mi ayam. Perlu 15 menit untuk sampai di sana. Tempatnya sederhana, bukan terletak di pinggir jalan utama. Namun yang membuatku tertegun adalah salah satu sudut ruangannya ada “Pojok Baca”. Sebuah rak dengan koleksi buku beraneka ragam dengan sasaran segala usia.

Wah…. Andai kata setiap tempat jajan makanan ada pojok bacanya pasti semakin asyik. Selain mengurangi ketergantungan pada gadget juga menambah literasi pengunjung. Sehingga masyarakat pun semakin terbuka wawasannya. Harapannya minat baca semakin meningkat, karena pada hakikatnya buku adalah jendela dunia.

SALAM LITERASI!

Facebook Comments Box

Pos terkait